Kamis, 19 November 2015

Islamic Banking Outlook 2020

Pembicara : Ardiansyah Rakhmadi, Lc., MSI
Head of Sharia Compliance Department, Bank Muamalat Indonesia


Perbankan Konvensional telah diketahui memiliki banyak mudharat dalam perekonomian. Akar permasalahannya berawal sejak The Great Depression di Amerika. Pada tahun 1920, pasar modal booming di Amerika, mereka menganggap pasar modal adalah sarana untuk cepat kaya. Dalam surat kabar, pemerintah mengemukakan jargon “Buy Buy Buy Experts Advise” yang artinya pemerintah menyarankan agar masyarakat membeli saham sebanyak-banyaknya. Hampir seluruh uang dalam perekonomian mengalir ke pasar modal, yang kemudian menyebabkan harga saham naik pada level tertinggi. Ketika harga saham melambung sedemikian tinggi, masyarakat menjadi tidak mampu membeli saham. Saham yang telah mereka miliki sebelumnya tidak dapat dijual kembali. Kemudian terjadilah crash (keadaan dimana pemegang saham menjual sahamnya dengan harga yamg rendah). Bank-bank mulai ditutup, perusahaan tidak dapat mengambil uangnya kembali menyebabkan produksi terhenti dan pada akhirnya sektor riil mulai bertumbangan.

Setelah kejadian tersebut, para ekonom mulai melakukan berbagai penelitian. Ekonom dari Chicago University mengusulkan The Nero Banking System. Ia melihat ekonomi islam dapat mencegah dan mengurai permasalahan ekonomi yang tengah terjadi. Dalam jurnalnya yang berjudul “Remedy for Banking Crises: What Chicago and Islam Have In Common: A Comment” menyebutkan “There is nothing wrong with more of the same, except course that it often doesn’t address the root of the problems. It only postphones the next turmoil”.
Ada tiga hal yang menjadi problem utama dari perbankan konvensional. Pertama, penerapan sistem bunga, dimana bank menjanjikan secara pasti beberapa persen tertentu atas dana yang dititipkan nasabah, tanpa mempertimbangkan kemunginan ketidakmampuan memberikan bunga tersebut. Kedua,  adanya money creation melalui fractional reserve system and bank system. Dan ketiga tidak dapat melindungi nasabah dari transaksi haram, dimana dana yang dititipkan nasabah bebas disalurkan bahkan untuk transaksi atau bisnis haram sekalipun.
Pada Perbankan Konvensional, potensi negative spread terjadi jika bunga pinjaman lebih rendah dari bunga simpanan. Untuk mengetahui bank akan bangkut, dapat dilihat melalui laporan keuangan bank tersebut atau dapat juga diketahui dari berbagai media. Ketika terjadi goncangan ekonomi, perbankan akan menetapkan teaser rate (bunga godaan) yaitu menjanjikan bunga kredit yang tinggi. Masyarakat akan berbondong-bondong menitipkan dananya di bank. Sayangnya, tidak akan ada yang tertarik meminjam uang jika bunga pinjaman terlalu tinggi. Dengan demikian dana nasabah tidak akan tersalurkan. Setelah itu terjadilah gelombang kebangkrutan.
Kerangka pengembangan Perbankan Syariah merupakan jawaban dari masalah perekonomian yang ada. Jawaban tersebut antara lain:
  1. Membangun paradigma perbankan syariah berbasis sektor riil.
  2. Mengganti sistem bunga dengan sistem berbasis akad (bagi hasil).
  3. Penguatan self immunity & early warning system.
  4. Penerapan full reserve system dalam operasional bank.
  5. Perlindungan dari transaksi haram.

Ultimate result dari keberadaaan Perbankan Syariah:
  1. Menjaga dan memelihara Adh-dharuriyyat.
  2. Memenuhi seluruh Al-haajiyyaat.
  3. Mengupayakan tercapainya Al-kamaliyyat.

Tanya jawab:
Apakah di Indonesia ada Perbankan yang 100% syariah?
Jawab: Untuk saat ini belum ada, karena Bank Syariah masih butuh kerja sama dengan Bank Konvensional sehingga masih ada yang dinamakan Pendapatan Non Halal. Pendapatan Non Halal tadi berasal dari transaksi yang tidak sesuai syariat islam, seperti Bank Syariah yang memiliki rekening di Bank Konvensional di luar negeri akan mendapatkan bunga simpanan. Pendapatan tersebut tidak akan dialokasikan untuk bagi hasil, namun untuk kegiatan lain seperti disumbangkan atau bahkan pendapatan tersebut tidak diambil. Untuk mewujudkannya diperlukan tindakan secara konsisten dan nyata. Jangan jadikan hal tersebut alasan untuk tetap mengikuti alur Perbankan Konvensional yang diawal tadi sudah disebutkan mudharatnya, bahkan MUI menyatakan Perbankan Konvensional adalah haram. Jika nasabah Perbankan Konvensional meninggalkan Bank Konvensional dan beralih ke Bank Syariah, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan akan terciptanya Perbankan yang 100% Syariah. InsyaAllah.

Mengapa produk Perbankan Syariah lebih mahal dibandingkan dengan produk Perbankan Konvensional?
Jawab : Karena dana-dana di Perbankan Syariah lebih banyak berasal dari produk yang mahal seperti deposito. Untuk itu, sangat diharapkan dukungan msayarakat dan pemerintah agar berpihak pada Perbankan Syariah, salah satunya dengan cara menanamkan dana berupa giro.

Sumber :
Kuliah Umum Ekonomi Syariah Islamic Banking Oulook 2020
http://www.irti.org/English/Research/Documents/IES/098.pdf

Rabu, 04 November 2015

Tugas 2 : Karangan Ilmiah, Karangan Semi Ilmiah, dan Karangan Non Ilmiah

Karangan adalah ide, pikiran, dan perasaan pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Perbedaan utama dari ketiga karangan tersebut terletak pada bahasanya.
Bahasa karangan ilmiah yaitu bahasa Indonesia resmi : kesantunan EYD, kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraf, kata ganti pertama ‘penulis’ atau ‘peneliti’, menggunakan makna denotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan.
Bahasa karangan semi ilmiah dan non ilmiah yaitu bermakna konotasi dan figuratif, istilah umum/populer.

1. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodologi dan penulisan yang benar.

Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah antara lain:
  1. Memberi penjelasan
  2. Memberi komentar atau penilaian
  3. Memberi saran
  4. Menyampaikan sanggahan
  5. Membuktikan hipotesa

Sifat karya ilmiah:
1. Lugas dan tidak emosional
Pembicaraan langsung pada hal pokok, memiliki arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain)
2. Logis
Yaitu disusun berdasarkan urutan yang konsisten dan masuk akal
3. Objektif
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
4. Efektif
Satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan
5. Efisien
Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
6. Keseksamaan
Artinya berusaha menghindari kesalahan atau kekhilafan betapapun kecilnya
7. Kesistematisan
Semua yang dikemukakan disusun menurut aturan yang memperlihatkan kesinambungan
8. Ketuntasan
Artinya semua masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah terdiri dari:
  • Bagian awal (pendahuluan): Pengantar ke bagian inti
  • Bagian inti (pokok pembahasan): Sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan
  • Bagian penutup: Kesimpulan pokok pembahasan

2. Komponen atau substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

3. Sikap Penulis
Sikap penulis karya ilmiah adalah objektif.

4. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif.

Hakikat karya ilmiah : mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten.

Jenis-jenis karya ilmiah
1. Makalah
Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

2. Kertas Kerja
Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam dari pada analisis dalam makalah.

3. Skripsi
Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik oleh penelitian langsung (observasi, lapangan, atau percobaan dilaboratorium) juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.

4. Tesis
Adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

5. Disertasi
Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya sendiri dari sanggahan penguji, maka penulisnya berhak menyandang gelar doktor.


METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah garis-garis pemikiran yang bersifat konseptual dan prosedural. Konseptual artinya memiliki gagasan orisinil. Prosedural artinya memulai dengan observasi dan mengakhiri dengan pernyataan-pernyataan umum.

Langkah-langkah pelaksanaan penulisan karangan ilmiah:
  1. Timbangan pustaka (menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh orang lain untuk dibahas dan disimpulkan) 
  2. Menentukan masalah
  3. Memecahkan masalah
  4. Membentuk hipotesis
  5. Menguji hipotesis
  6. Menerbitkan hasil penelitian. 

2. Karangan Semi Ilmiah
Karangan Semi Ilmiah atau ilmiah populer adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. Karangan semi ilmiah menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis.

Sifat karangan semi ilmiah:
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
  2. Fakta yang disimpulkan subjektif
  3. Gaya bahasa formal, sederhana, dan populer
  4. Mementingkan diri penulis
  5. Melebih-lebihkan sesuatu
  6. Bersifat argumentatif dan persuatif

Contoh karangan ilmiah populer antara lain: artikel, biografi, autobiografi, editorial, reportase, opini, resensi buku, dan tips.

3. Karangan Nonilmiah
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri karangan non-ilmiah:
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
  2. Fakta yang disimpulkan subyektif
  3. Gaya bahasa konotatif dan populer
  4. Tidak memuat hipotesis
  5. Penyajian dibarengi sejarah
  6. Bersifat imajinatif
  7. Situasi didramatisir
  8. Bersifat persuatif
  9. Tanpa dukungan dan bukti

Sifat Karangan Non Ilmiah:
  1. Emotif : sedikit informasi, melebihkan kebenaran
  2. Persuasif : cukup informatif, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca, dan meyakinkan pembaca
  3. Deskriftif : informatif, sebagian imaginatif dan subjektif
  4. Kritik tanpa dukungan bukti : tidak memuat informasi spesifik, terkadang pembahasan mendalam namun tanpa bukti, penuh prasangka, bahasa formal tetapi terkadang kasa.

Contoh karangan nonilmiah antara lain:
1. Cerpen
Yaitu suatu bentuk prosa naratif deskriftif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.

2. Dongeng
Yaitu suatu kisah fiktif dan kisah nyata yang menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.

3. Novel
Bentuk sastra yang paling populer di dunia. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai unsur intrinsik dan ektrinsik yang saling berhubungan

4. Drama
Adalah karya sasta yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor melalui aksi dan perbuatan.

Sumber:
http://rajarayu.blogspot.co.id/2014/03/tugas-bahasa-indonesia-pengertian.html
https://shintanvyp.wordpress.com/tag/sifat-dan-bentuk-karangan/
Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia 1 Universitas Gunadarma