Rabu, 19 September 2018

Jasa Privat Basic Accounting


Perpindahan suatu jurusan ke Akuntansi merupakan sebuah kendala bagi beberapa mahasiwa. Berharap ada sebuah bimbel seperti halnya pada zaman sekolah dulu. Namun hal ini bukan masalah bagi Anda yang memiliki semangat belajar. Anda bisa mengejar ketertinggalan itu dengan mengikuti program privat akuntansi.

Solusi tepat untuk masa depan yang lebih cerah.
Info lengkap hubungi : vinnike95@gmail.com

Jasa Privat Microsoft Office

Microsoft Office adalah salah satu software yang digunakan untuk mengolah data, angka, dan presentasi.
 
Banyak masyarakat yang sangat membutuhkan keahlian ini untuk melakukan kegiatannya seperti mengerjakan tugas kuliah, membuat skripsi, membuat pengumuman, mengerjakan pekerjaannya, dan lain sebagainya.

Namun sungguh disayangkan, banyak pula masyarakat yang belum mampu mengoperasikan Microsoft Office sehingga kesulitan mengerjakan urusannya.

Malu bertanya, sesat di jalan. Ya, itulah ungkapan pepatah. Maka bagi Anda yang memiliki keinginan agar mampu mengoperasikan software ini, Anda bisa mengikuti jasa les privat Microsoft Office. 

Solusi tepat untuk masa depan yang lebih cerah.

Info lengkap hubungi : vinnike95@gmail.com

Tips presentasi sidang yang baik dan benar



1.        Persiapkan slide presentasi sidang. Membuat slide presentasi sidang adalah salah satu hal yang sangat penting dalam serangkaian tahap sidang skripsi/tugas akhir. Untuk dapat melewati sidang dengan baik, diawali dengan mempersiapkan slide presentasi. Gunakan template yang disediakan oleh kampus. Berikut ini adalah contoh slide sidang. CONTOH SLIDE SIDANG SKRIPSI

ü  Pada slide pertama, hanya berisi Judul, Nama, NIM, Dosen Pembimbing.
ü  Jumlah slide jangan terlalu banyak. Maksimal 10 slide.
ü  Pastikan dalam 10 slide tersebut mewakili semua isi skripsi.
ü  Jangan terlalu banyak tulisan.
ü  Slide yang baik seharusnya hanya memuat poin-poin pentingnya saja.
ü  Gunakan desain yang menarik.
ü  Usahakan menjelaskan 5-10 slide dalam waktu 7-15 menit.

2.      Adapun materi skripsi/tugas akhir harus sudah benar-benar dikuasai di luar kepala sebelum sidang. Jika diperlukan, buat kertas kecil untuk rangkuman. Hal ini sangat berguna ketika dipertengahan kamu lupa apa yang ingin kamu sampaikan.

3.       Jangan gerogi. Tawakkal kepada Allah. Kata tawakkal ini lebih tepat dibandingkan dengan percaya diri. Tawakkal adalah kita mengerahkan usaha dengan maksimal, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah Azza wa Jalla.

4.      Pastikan pakaian kamu rapi. Kamu harus mencuci dan menyetrika pakaian kamu beberapa hari sebelumnya.

5.      Kamu harus menyediakan 1 skripsi untuk pegangan kamu yang sudah diberikan post it pada bagian-bagian pentingnya. Yakni pada tiap bab dan pada output software.

6.      Kamu harus menyediakan file skripsi beserta file presentasi pada sebuah flashdisk untuk berjaga-jaga.

7.      Ketuk pintu ketika memasuki ruangan. Ucapkan salam kepada dosen penguji. Perkenalkan diri sebelum memulai presentasi.

8.      Jawab pertanyaan dan jangan terlihat gugup.

9.      Jangan memotong dosen yang sedang berbicara.

10.   Akhiri dengan penutup dan salam dan rapikan tempat seperti semula.1.         

Sekian tips dari saya. Semoga bermanfaat dan semoga sukses ^^   


YASMIN DEODORANT SPRAY NON ALKOHOL


Manfaat deodorant Yasmin 
🌸 Menghilangkan bau badan
🌸 Mengurangi produksi keringat di daerah ketiak
🌸 Tidak meninggalkan bekas noda di kulit dan pakaian
🌸 Pakai sekali insyaaAllah bebas burket seharian
🌸 Aman dipakai muslimah untuk keluar rumah karena bukan minyak wangi
🌸 Bisa dipakai semua usia karena bebas alkohol
🌸 Tidak menyebabkan iritasi dan gatal
🌸 Masa kadaluarsa panjang

Variant Deodorant Yasmin
SOFT
-Deo Yasmin yang sedikit beraroma
-Aromanya kalem (soft) canaile oil
-Non Alkohol

PURE
-Deo Yasmin yang Non Aroma alias original
-Variant ini sangat cocok bagi mereka yang tidak suka wewangian atau alergi parfum
-Sangat cocok pula bagi mereka yang akan haji/umroh ketika ihrom kita tidak boleh pakai wewangian sama sekali

ROMANTIC
-Deo Yasmin dengan aroma Lux yang lebih wangi daripada variant SOFT
-Non Alkohol
-Diperuntukkan spesial pasangan suami istri di dalam rumahnya agar semakin menambah keromantisan dan keharmonisan

Yasmin Deodorant Spray
Solusi tepat atasi bau keringat tanpa melanggar syari'at

Rabu, 05 September 2018

KISAH BANI ISRAIL DAN SAPI BETINA


Pada zaman Nabi Musa ‘Alaihis Salam, hiduplah seorang lelaki tua yang kaya raya dari Bani Israil. Orang tua ini memiliki banyak harta. Ia memiliki keponakan yang mengangankan kematiannya untuk mendapatkan warisan harta yang melimpah.

Lelaki Tua Itu Terbunuh
Pada suatu malam, salah seorang keponakannya pergi menemuinya, kemudian membunuhnya lalu melemparkannya di jalan. Keesokan harinya orang-orang terbangun, dan mendapati lelaki tua itu telah terbunuh serta dibuang di jalanan. Keluarganya menangisi kematiannya, sedangkan pembunuhnya bersembunyi.
Bani Israil pergi menemui Nabi Musa ‘Alaihi Salam, dan memintanya untuk berdoa kepada Rabbnya agar Allah menunjukkan kepada mereka pembunuh lelaki tua tersebut. Nabi Musa memohon kepada Allah agar menunjukkan si pembunuh itu kepada kaumnya. Dengan harapan hal ini akan menjadi bukti kebenaran atas kenabiannya, dan supaya kaumnya beriman kepada Allah.
            Allah Ta’ala memberitahukan kepada Nabi-Nya, Musa ‘Alaihis Salam, untuk memerintahkan kaumnya agar menyembelih sapi betina. Selanjutnya mengambil salah satu anggota tubuh tersebut, lalu memukulkannya ke badan lelaki tua yang terbunuh itu. Sungguh, jika mereka mau melaksanakan perintah itu, niscaya Allah akan menghidupkan kembali lelaki tua itu, lali mengungkapkan siapa yang telah membunuhnya.

Banyak Bertanya dan Mempersulit Diri
            Bani Israil merasa bingung dengan perkara yang telah jelas ini, karena pada dasarnya mereka adalah kaum yang suka banyak bicara, berdebat, dan sedikit bekerja. Mereka suka membebani diri mereka sendiri dengan berbagai macam permintaan dan pertanyaan. Mereka kemudian kembali menemui Nabinya dan berkata, “Tidak diragukan lagi hai Musa, sesungguhnya dengan perkataan mereka, lalu ia menjawab, “...Aku berlindung kepada Allah sekiranya menjadi seorang dari orang-orang yang jahil.” (Al Baqarah [2] : 67)
            Mereka berkata, “Sapi betina yang bagaimana? Berapa panjangnya, ukurannya, dan bagaimana sifat-sifatnya, kami ingin tahu lebih banyak tentang sapi ini.” Musa berkata, “Wahai sekalian kaumku, sesungguhnya Allah memberitahukan kepada kalian bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, akan tetaoi oertengahan di antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.” Maksudnya, janganlah kau buat-buat pertanyaan baru dan menyulitkan diri kalian sendiri!
            Akan tetapi, ternyata Bani Israil kembali bertanya lagi, “Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya.” Musa menjawab, “yaitu sapi yang berwarna kuning tua cantik cenderung kemerahan, yang menyenangkan setiap orang yang memandangnya, karena ia memiliki bentuk dan warna yang bagus.”
            Musa mengira sifat-sifat ini telah cukup jelas, akan tetapi ternyata Bani Israil kembali mempersulit diri dan mengajukan pertanyaan baru. Mereka mempersulit diri mereka sendiri dikarenakan penentangan dan kebodohan mereka.
            Mereka kembali bertanya kepada Musa, “Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami, dan sesungguhnya kami insyaaAllah akan mendapat petunjuk.”
            Musa menjawab, “Sesungguhnya sapi betina itu adalah sapi yang belum pernah digunakan untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tubuhnya sehat tidak cacat. Warnanya bersih, tidak bercampur dengan warna lain yang bisa mengubah kecantikan dan bentuk tubuhnya.”

Sapi Betina Itu Ditemukan dan Disembelih
            Bani Israil mulai merasa bahwa mereka telah mempersulit diri mereka sendiri, karena terlalu banyak tanya dan berlebih-lebihan. Dari mana mereka akan mendapatkan sapi betina yang memiliki semua sifat tersebut. Seandainya saja mereka merasa cukup dengan pertanyaan pertama, niscaya mereka akan mudah mendapatkan sapi betina itu di mana saja, karena begitu banyaknya. Adapun sapi betina yang memiliki semua sifat ini diperlukan waktu yang sangat lama untuk mencarinya.
            Waktu telah berlalu begitu lama, sementara Bani Israil masih mencari sapi betina yang memiliki semua sifat yang ditetapkan Allah bagi mereka. Akhirnya, setelah lama mencari, mereka dapatkan juga sapi betina itu pada seorang anak yatim yang masih kecil yang mencintai ibunya dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh ibunya. Ia tidak pernah menyelisihi perintah ibunya sebatas tidak bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
            Allah membalas bakti anak yatim ini kepada ibunya. Allah mengutus malaikat, dan memintanya agar tidak menjual sapi betina itu kecuali dengan emas sebanyak bulunya. Maka terjadilah apa yang Allah kehendaki bagi anak ini. Ia jual sapi betina itu dengan harga yang berlipat ganda, yaitu sepuluh kali lipat.
            Bani Israil kemudian membeli dan menyembelihnya. Setelah itu, mereka kembali kepada lelaki tua yang terbunuh itu, lalu memukulnya dengan potongan anggota tubuh sapi betina yang telah mereka sembalih tersebut. Lelaki tua itu kembali hidup atas seizin Allah dengan urat leher mengucurkan darah.
            Ketika ia ditanya tentang siapa yang telah membunuhnya, ia menjawab bahwa yang membunuhnya adalah keponakannya. Ia telah membunuhnya, karena ingin mendapatkan harta yang banyak. Ia kemudian meninggal lagi seperti semula. Akhirnya mereka menangkap keponakan tersebut, dan mengqishashnya (membalasnya dengan cara dibunuh).

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah Ini
Demikianlah kisah kebodohan Bani Israil yang malas dalam menjalankan perintah Allah. Mereka melontarkan banyak pertanyaan, berharap mendapat kemudahan. Akan tetapi justru mereka semakin kesulitan dalam menjalankan perintah tersebut.
            Di sisi lain dari kisah ini terselip kisah indah anak shalih yang sangat berbakti kepada orang tuanya, yakni ibunya. Karena baktinya kepada ibunya, akhirnya Allah karuniakan kehidupan yang menyenangkan. Di dunia Allah limpahkan kekayaan, sementara di akhirat Allah masukkan ia ke dalam jannah-Nya.
            Oleh karena itu, perhatikanlah nasihat berikut agar hidup kalian bahagia:
  1. Kerjakanlah perintah llah apa adanya, tanpa banyak tanya, karena pertanyaan tersebut bisa jadi akan mempersulit diri kalian sendiri.
  2. Berbaktilah kepada kedua orang tua kalian, niscaya kalian akan bahagia.
  3. Allah itu Maha Kuasa, jika sudah berkehendak, maka akan terjadi. Contohnya menghidupkan kembali orang yang sudah mati.


Dikutip dari :
Kisah-kisah pilihan dalam Al-Quran
Penulis : Ummu Hanan Dzakariya
Penerbit: Media sholih bacaan anak islam

Selasa, 04 September 2018

KISAH QARUN


Tahukah kalian siapa itu Qarun? Ia adalah anak paman Nabi Musa ‘Alaihis Salam, berarti dia saudara sepupu Nabi Musa. Meskipun saudara seorang nabi, dia seorang yang sombong dan tidak pandai bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.

Sangat Kaya Tapi Tidak Bersyukur
Dulunya dia orang yang shalih, bahkan orang-orang menjulukinya dengan sebutan “Al-Munawir” (yang bercahaya), karena keindahan suaranya dalam membaca kitab Taurat. Allah Ta’ala mengaruniakan harta yang banyak kepadanya, bahkan sangat banyak. Ia menyimpan hartanya di sebuah gudang yang besar lagi banyak jumlahnya. Kunci dari gudang-gudang ini tidak mampu dipikul oleh beberapa orang lelaki perkasa sekali pun. Tempat kunci itu dari kulit, hanya mampu dibawa oleh enam puluh keledai.
Allah Ta’ala memberikan harta yang banyak kepadanya, sebenarnya untuk menguji, apakah ia mau bersyukur kepada Allah ataukah justru kufur. Apakah ia bersyukur sehingga ia berikan hartanya tersebut kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan, ataukah ia kufur sehingga tidak mau memberikannya kepada orang-orang yang membutuhkan?
Ternyata Qarun mengkufuri nikmat-nikmat Allah dan berlaku sewenang-wenang, angkuh, dan berbuat zhalim terhadap manusia. Ia tidak mau memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang fakir yang membutuhkan

Enggan Menerima Nasihat
Pada suatu hari beberapa orang shalih datang menemuinya, menasehatinya, dan mengingatkannya kepada Allah yang telah memberikan semua harta yang dimilikinya itu. Mereka berkata,“...Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagahianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al Qashash [28] : 76-77)
            Lalu, bagaimana Qarun memberikan jawaban atas nasihat orang-orang shalih tersebut? Dengan sangat congkaknya ia menjawab, “Wahai kaumku, aku tidak butuh nasihat kalian. Ketahuilah, harta yang kumiliki ini diberikan Allah kepadaku karena aku memang pantas mendapatkannya. Aku telah mengumpulkannya dengan kerja keras dan kepandaianku. Dan aku bebas membelanjakannya semauku. Aku akan memberikannya kepada orang yang ku kehendaki, dan aku akan menahannya dari orang yang kuinginkan pula.”
            Orang-orang shalih itu baru tahu bahwa Qarun tidak menyukai petunjuk dan setan telah menguasai hatinya danmenyesatkannya. Maka mereka pun kemudian meninggalkan dan menjauhinya.

Pawai Kesombongan Qarun
Pada suatu hari, orang-orang dikejutkan oleh suara pawai besar, genderang, nyanyian, dan puisi. Pawai ini dipimpin oleh Qarun yang mengenakan perhiasan lengkap, serta bersikap angkuh. Pakaiannya yang mahal dan panjang yang menyapu tanah, semakin menambah keangkuhan dan kesombongannya. Pelayan berdiri mengelilinginya, melayani apa saja yang ia inginkan, dan melakukan apa saja yang ia perintahkan. Orang-orang berkerumun untuk menyaksikan pawai itu “....Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, ‘Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (Al Qashash [28] : 79)
            Akan tetapi orang-orang yang mencintai Allah dan mengharapkan rahmat-Nya mereka sadar bahwa sebenarnya Qarun sedang mendapatkan ujian, bahwa harta yang begitu banyak ini hanyalah ujian dari Allah. Karena Qarun tidak mau memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang fakir miskin yang memang sudah merupakan hak mereka. Mereka lalu berkata kepada orang-orang yang berkerumun tersebut, “...Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar.” (Al Qashash [28] : 80)

Qarun dan Kekayaannya Ditelan Bumi
Suatu hari Qarun berjalan bersama pasukannya yang banyak, para pelayan, kendaraan, dan pakaiannya yang mewah melewati majelis Nabi Musa ‘Alaihis Salam. Saat itu Nabi Musa ‘Alaihis Salam sedang memberi nasihat dan mengingatkan kaumnya. Ketika orang-orang melihat Qarun, banyak dari mereka mengalihan pandangan ke arahnya.
Kemudian, Musa memanggil Qarun seraya bertanya, “Apa yang menyebabkan dirimu melakukan hal ini?” Dia menjawab, “Hai Musa, jika engkau telah diunggulkan oleh Allah karena menjadi nabi, maka aku telah dimuliakan dengan harta kekayaan. Jika kamu mau, keluar dan berdoalah memohon keburukan bagiku, dan aku juga akan mendoakan keburukan atas dirimu.” Musa berkata, “Siapa yang lebih dulu berdoa, kamu ataukah aku?” Qarun menjawab, “Aku yang lebih dulu akan berdoa.”
Qarun pun mendoakan keburukan bagi Musa, tetapi doanya sama sekali tidak dikabulkan. Kemudian, Musa bertanya, “Bagaimana, sekarang giliranku yang berdoa?” “Ya,” jawab Qarun. Maka Allah pun mewahyukan kepada bumi agar menaati perintah Musa. Musa lantas berkata, “Hai bumi, telanlah mereka!” Bumi langsung menelan mereka sampai pada lutut, kemudian sampai pada pundaknya.
Selanjutnya Musa berkata, “Telanlah semua simpanan dan harta kekayaan mereka.” Bumi itu pun langsung menelannya, sedang mereka dalam keadaan menyaksikannya. Habislah semua kekayaan yang mereka banggakan, tanpa bekas sedikit pun. Tidak ada seorang pun yang bisa menolong dan menyelamatkannya.
Orang-orang melewati rumah Qarun, ternyata mereka tidak mendapati sedikit pun bekasnya. Qarun berikut istana dan seluruh perbendaharaan hartanya lenyap ditelan bumi. Mereka terus ditenggelamkan ke bumi, hingga pada hari kiamat nanti mereka akan sampai pada lapisan yang ketujuh.
Orang-orang yang mencintai kehidupan dunia menjadi teringat akan perkataan mereka. Lalu mereka beristighfar kepada Allah dan memuji-Nya atas nikmat-Nya yang begitu banyak. Mereka bersyukur kepada Allah, karena Dia tidak menjadikan mereka seperti Qarun.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah ini
  1. Bertakwalah kalian kepada Allah dalam segala kondisi, baik ketika senang maupun ketika susah. Karena semua itu sebenarnya adalah ujian dari Allah.
  2. Bersabarlah kalian ketka diuji oleh Allah dengan kesusahan, kesedihan dan kesulitan hidup, dan bersyukurlah ketika kalian mendapatkan kesenangan, kenikmatan dan kemudahan dalam hidup.
  3. Jangan bersikap sombong, karena orang yang sombong tidak disukai manusia, apalagi Allah.
  4. Harta dunia hanyalah titipan dari Allah Ta’ala. Dan Allah kuasa untuk memberi atau pun mengambilnya kapan saja yang Allah kehendaki. Jadi, jangan sampai kecintaan kalian terhadap harta dunia mengalahkan kecintaan kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dikutip dari :
Kisah-kisah pilihan dalam Al-Quran
Penulis : Ummu Hanan Dzakariya
Penerbit: Media sholih bacaan anak islam

KISAH ASHABUS SABT

Salah satu umat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah adalah sekelompok manusia yang diberi nama Ashabus Sabt. Mereka adalah orang Yahudi yang melanggar perintah Allah untuk tidak mencari ikan di hari Sabtu, karena hari Sabtu adalah hari khusus untuk beribadah kepada Allah.

Larangan Allah di hari Sabtu
Diceritakan bahwa sekelompok warga Yahudi tinggal di sebuah desa dekat Teluk Aqabah. Desa tersebut bernama Aylah. Mereka terbiasa mencari dan menangkap ikan di pantai dekat Laut Merah tersebut. Di tepi pantai Aqabah, terdapat dua berhala bernama Luqaim dan Luqmanah. Setiap kali hari Sabtu tiba, penduduk desa berburu ikan sembari mendekati dua patung tak bernyawa tersebut. Hingga suatu hari, Allah pun menurunkan larangan bagi penduduk desa untuk menangkap ikan di hari Sabtu.
            Allah pernah memerintahkan mereka beribadah pada hari Jumat. Namun, mereka lebih menyukai hari Sabtu. Mereka beralasan bahwa hari Sabtu adalah hari terakhir Allah menciptakan segala sesuatu. Akhirnya, ditetapkanlah bagi mereka hari Sabtu sebagai hari beribadah, dan diharamkan untuk melakukan segala macam usaha pada hari tersebut.
            Tidak berapa lama Allah pun menguji ketakwaan dan iman mereka. Maka Allah memerintahkan ikan-ikan untuk berkumpul pada hari Sabtu dan menghilang di selain hari Sabtu. Alhasil, beragam jenis ikan lezat yang menggiurkan berdatangan ke tepi pantai. Tak hanya itu, ikan-ikan pun berkumpul di sekitar Luqaim dan Luqmanah. Namun, pada hari Ahad hingga Kamis, ikan-ikan menjauh dari tepi laut. Untuk mendapatkan seekor saja, perlu usaha keras dan susah payah.

Melanggar Larangan Allah
Menghadapi godaan tersebut, beberapa penduduk desa menahan diri dan memilih menjalankan perintah Allah. Sementara, sebagian besar lain tergoda bisikan perutnya, dan berpikir bagaimana cara mendapatkan ikan di hari terlarang itu. Ada pula beberapa warga lain hanya berdiam diri dalam kegalauan, tak melakukan apa pun.
Godaan para setan pun berhasil menguasai akal pikiran orang-orang Yahudi. Sekelompok warga pun menemukan cara menyiasati perintah Allah. Mereka berencana menggali telaga atau kolam di tepi laut agar ikan-ikan itu terperangkap di dalamnya pada hari Sabtu, lalu pada hari berikutnya mereka dapat mengambil dan memakannya.
Sepakat, mereka pun berbondong-bondong menuju tepi laut pada Jumat sore, kemudian menggali kolam perangkap ikan. Pada hari Sabtu, mereka beribadah dan tak mengail ikan ke laut. Saat pasang, air laut akan menggenangi kolam secara sendirinya. Ikan-ikan pun ikut terperangkap ke dalam kolam tersebut. kemudian saat air laut surut, ikan tetap berada di kolam tersebut. Keesokan harinya, pada hari Ahad, orang-orang Yahudi pun mendapati kolam mereka penuh berisi ikan-ikan.
Melihat tingkah licik para pembangkang, beberapa warga yang terdiri dari ulama Yahudi dan orang shalih pun marah dan geram. Mereka menasehati para pelanggar larangan di hari Sabtu untuk bertaubat dan kembali mematuhi perintah Allah.
Namun, bukan hanya ditentang oleh para pelanggar, beberapa warga yang sebelumnya hanya berdiam diri pun ikut menentang orang-orang beriman yang shalih. Mereka tidak ikut membuat perangkap kolam, namun mereka tidak senang para penasihat memberi peringatan bagi para pelanggar.

Mereka diubah Menjadi Monyet
Akhirnya para ulama dan orang shalih tersebut pun bermaksud meninggalkan desa. Nasihat mereka tak lagi didengar apalagi berguna bagi para pembangkang perintah Allah. Hingga keesokan harinya, mereka merasa janggal dengan suasana sepi desa mereka. Tak ada keramaian atau pun aktivitas warga. Sejak pagi hari, tak satu pun warga yang keluar rumah. Mereka pun mengutus salah seorang pria untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Memasuki desa, pria utusan tersebut tercengang dengan kondisi desa yang sunyi senyap layaknya wilayah tak berpenghuni. Ia pun mengetuk pintu salah seorang warga, tak ada jawaban. Ia kemudian menintip jendela rumah dan melihat penghuninya bukan manusia, melainkan monyet-monyet. Tak percaya dengan apa yang dilihat, pria itu pun menuju rumah lain. Dua, tiga, sampai sepuluh rumah, namun hasilnya sama. Desa pesisir tersebut menjelma menjadi desa para monyet.
Itulah nasib orang-orang yang melanggar larangan Allah. Semua diadzab diubah menjadi monyet, kecuali yang mau amar ma’ruf nahi munkar, yaitu menasehati agar mengerjakan kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang dilarang.
Jadi, manusia pada waktu itu terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama, yaitu yang melanggar perintah Allah dan tetap menangkap ikan. Kelompok kedua, yakni yang melarang kelompok pertama menangkap ikan. Kemudian kelompok ketiga, ialah yang berdiam diri, tidak mau mengingatkan teman-teman mereka yang melanggar larangan Allah. Adapun kelompok yang diadzab menjadi kera adalah kelompok satu dan tiga. Sedangkan kelompok kedua diselamatkan oleh Allah.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah ini
1. Berusahalah untuk selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Orang yang berbuat dosa, ia akan mendapatkan hukuman dari Allah di dunia ini dan juga kelak di akhirat nanti.
3. Nasihatilah temanmu jika mereka berbuat salah. Jika engkau diam, engkau juga bisa ikut terkena hukuman, jika Allah menghukumnya di dunia ini.

Dikutip dari :
Kisah-kisah pilihan dalam Al-Quran
Penulis : Ummu Hanan Dzakariya
Penerbit: Media sholih bacaan anak islam