Rabu, 16 April 2014

Tugas 2.6 PSP (Disposible Income) DI

DI (Disposible Income) adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimaannya.

Cara menghitung DI yaitu:
DI = NNP – pajak tak langsung + transfer payment - (laba ditahan, + iuran asuransi + iuran jamsos + pajak perseorangan) – pajak langsung
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti ini:

GDP -> GNP -> NNP -> NNI -> PI -> DI

Daftar Pustaka:
Sukirno, Sadono (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Sumber Lainnya:
http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/konsep-gnp-pdb-pdrb-gnp-pnb-nnp-pnn-nni.html



Tugas 2.5 PNN

PNN (Produk Nasional Netto) atau NNP (Net National Product) adalah jumlah barang yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu setelah dikurangi pengusutan (depresiasi) dan pengganti barang modal.
Cara menghitung PNN yaitu:





Daftar Pustaka:
Sukirno, Sadono (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Sumber Lainnya:

http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_nasional_bersih

Tugas 2.4 PNB

PNB (Produk Nasional Bruto) atau GNP (Gross National Product) adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam suatu negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat negara tersebut yang berada di luar negeri.
Cara menghitung PNB yaitu:



Faktor netto dari luar negeri menunjukkan tanda negative, artinya faktor-faktor produksi dari luar negeri lebih besar daripada penerimaan atas barang dan jasa faktor produksi yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai ekspor.

 Sifat-sifat PNB adalah sebagai berikut:
1.      PNB adalah ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi disamping menyangkut perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak sama besarnya.

2.      PNB hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
Barang dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi beredar dipasar untuk diperjual belikan.

Daftar Pustaka:
Sukirno, Sadono (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Sumber lainnya:

http://rakaaldiwanto.blogspot.com/2014/04/produk-nasional-bruto-pnb.html

Tugas 2.3 PDB

PDB (Produk Domestik Bruto) atau  GDP (Gross Domestic Bruto) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun.
PDB berbeda dari PNB. PNB memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sedangkan PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:


Dimana:
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:


Dimana:
r (rent)             = sewa
w (wage)         = gaji
i (interest)        = bunga
p (profit)          = laba

Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.

Daftar Pustaka:
Sukirno, Sadono (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Sumber Lainnya:
http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto
http://d2abstrax.blogspot.com/2010/06/pendapatan-nasional-penjelasan.html

Tugas 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pengertian
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Cara Menghitung Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):



G = Laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu wilayah. Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor ekonomi pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Strukturekonomi dinyatakan dalam persentase. Penghitungan struktur ekonomi adalah sebagai berikut:



dimana:
PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t
Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahun t

Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi
1. Laju Pertumbuhan Penduduk dan Produk Per Kapita
2. Peningkatan Produktivitas 
3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi 
4. Urbanisasi 
5. Ekspansi Negara Maju
6. Arus Barang, Modal, dan Orang antar Arus Barang, Modal, dan Orang antar Bangsa

Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan
ekonomi.

1. Teori Inovasi Schum Peter

Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.

2. Model Pertumbuhan Harrot-Domar

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas factor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka
laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.

3. Model Input-Output Leontief.
Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .

4. Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang berkembang banyak(padat)penduduknya.Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

5. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sumber daya manusia selaku subjek pembangunan memiliki kemampuan yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian. 

4. Faktor Budaya
Faktor budaya berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya. 

5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena dapat meningkatkan produktivitas.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi

Tugas 2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.

Teori Kependudukan

Teori Malthus
Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah Thomas Robert Malthus (1776 – 1824). Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
1.      Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
2.      Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung).
Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :
1.      Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain penundaan masa perkawinan, mengendalikan hawa nafsu, pantangan kawin.

2.      Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain bencana alam, wabah penyakit, kejahatan, peperangan.
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.
Teori Malthus memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1.      Ia tidak yakin akan hasil preventive cheks.
2.      Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
3.      Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya.
4.      Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari negara
Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Dasar Pegangan Marxist adalah dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, sehingga tidak perlu diadakan pembatasan penduduk.
Pendapat Aliran Marxist
1.      Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
2.      Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
3.      Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.
Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yg berisi:
1.      Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
2.      Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
3.      Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.
Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan polusi.

Teori Kependudukan Kontemporer
            Emili Durkheim mengatakan, akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam memenangkan persaingan tiap-tiap tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu, keadaan seperti ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks.
            Apabila dibandingkan antara kehidupan masyarakat tradisional dan masyarakat perkotaan, akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi sebaliknya. Tesis dari Durkheim ini didasarkan atas teori evolusi dari Darwin dan juga pemikiran dari Ibn Khaldun.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
1.      Kematian
2.      Kelahiran
3.      Migrasi (mobilitas)

Rumus laju pertumbuhan penduduk



atau






Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial  yang besarnya 2,718281828

Jika nilai r > 0, artinya terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Jika r < 0, artinya terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk
http://www.rumusstatistik.com/2013/09/laju-pertumbuhan-penduduk-eksponensial.html