Rabu, 05 September 2018

KISAH BANI ISRAIL DAN SAPI BETINA


Pada zaman Nabi Musa ‘Alaihis Salam, hiduplah seorang lelaki tua yang kaya raya dari Bani Israil. Orang tua ini memiliki banyak harta. Ia memiliki keponakan yang mengangankan kematiannya untuk mendapatkan warisan harta yang melimpah.

Lelaki Tua Itu Terbunuh
Pada suatu malam, salah seorang keponakannya pergi menemuinya, kemudian membunuhnya lalu melemparkannya di jalan. Keesokan harinya orang-orang terbangun, dan mendapati lelaki tua itu telah terbunuh serta dibuang di jalanan. Keluarganya menangisi kematiannya, sedangkan pembunuhnya bersembunyi.
Bani Israil pergi menemui Nabi Musa ‘Alaihi Salam, dan memintanya untuk berdoa kepada Rabbnya agar Allah menunjukkan kepada mereka pembunuh lelaki tua tersebut. Nabi Musa memohon kepada Allah agar menunjukkan si pembunuh itu kepada kaumnya. Dengan harapan hal ini akan menjadi bukti kebenaran atas kenabiannya, dan supaya kaumnya beriman kepada Allah.
            Allah Ta’ala memberitahukan kepada Nabi-Nya, Musa ‘Alaihis Salam, untuk memerintahkan kaumnya agar menyembelih sapi betina. Selanjutnya mengambil salah satu anggota tubuh tersebut, lalu memukulkannya ke badan lelaki tua yang terbunuh itu. Sungguh, jika mereka mau melaksanakan perintah itu, niscaya Allah akan menghidupkan kembali lelaki tua itu, lali mengungkapkan siapa yang telah membunuhnya.

Banyak Bertanya dan Mempersulit Diri
            Bani Israil merasa bingung dengan perkara yang telah jelas ini, karena pada dasarnya mereka adalah kaum yang suka banyak bicara, berdebat, dan sedikit bekerja. Mereka suka membebani diri mereka sendiri dengan berbagai macam permintaan dan pertanyaan. Mereka kemudian kembali menemui Nabinya dan berkata, “Tidak diragukan lagi hai Musa, sesungguhnya dengan perkataan mereka, lalu ia menjawab, “...Aku berlindung kepada Allah sekiranya menjadi seorang dari orang-orang yang jahil.” (Al Baqarah [2] : 67)
            Mereka berkata, “Sapi betina yang bagaimana? Berapa panjangnya, ukurannya, dan bagaimana sifat-sifatnya, kami ingin tahu lebih banyak tentang sapi ini.” Musa berkata, “Wahai sekalian kaumku, sesungguhnya Allah memberitahukan kepada kalian bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, akan tetaoi oertengahan di antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.” Maksudnya, janganlah kau buat-buat pertanyaan baru dan menyulitkan diri kalian sendiri!
            Akan tetapi, ternyata Bani Israil kembali bertanya lagi, “Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya.” Musa menjawab, “yaitu sapi yang berwarna kuning tua cantik cenderung kemerahan, yang menyenangkan setiap orang yang memandangnya, karena ia memiliki bentuk dan warna yang bagus.”
            Musa mengira sifat-sifat ini telah cukup jelas, akan tetapi ternyata Bani Israil kembali mempersulit diri dan mengajukan pertanyaan baru. Mereka mempersulit diri mereka sendiri dikarenakan penentangan dan kebodohan mereka.
            Mereka kembali bertanya kepada Musa, “Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami, dan sesungguhnya kami insyaaAllah akan mendapat petunjuk.”
            Musa menjawab, “Sesungguhnya sapi betina itu adalah sapi yang belum pernah digunakan untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tubuhnya sehat tidak cacat. Warnanya bersih, tidak bercampur dengan warna lain yang bisa mengubah kecantikan dan bentuk tubuhnya.”

Sapi Betina Itu Ditemukan dan Disembelih
            Bani Israil mulai merasa bahwa mereka telah mempersulit diri mereka sendiri, karena terlalu banyak tanya dan berlebih-lebihan. Dari mana mereka akan mendapatkan sapi betina yang memiliki semua sifat tersebut. Seandainya saja mereka merasa cukup dengan pertanyaan pertama, niscaya mereka akan mudah mendapatkan sapi betina itu di mana saja, karena begitu banyaknya. Adapun sapi betina yang memiliki semua sifat ini diperlukan waktu yang sangat lama untuk mencarinya.
            Waktu telah berlalu begitu lama, sementara Bani Israil masih mencari sapi betina yang memiliki semua sifat yang ditetapkan Allah bagi mereka. Akhirnya, setelah lama mencari, mereka dapatkan juga sapi betina itu pada seorang anak yatim yang masih kecil yang mencintai ibunya dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan oleh ibunya. Ia tidak pernah menyelisihi perintah ibunya sebatas tidak bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
            Allah membalas bakti anak yatim ini kepada ibunya. Allah mengutus malaikat, dan memintanya agar tidak menjual sapi betina itu kecuali dengan emas sebanyak bulunya. Maka terjadilah apa yang Allah kehendaki bagi anak ini. Ia jual sapi betina itu dengan harga yang berlipat ganda, yaitu sepuluh kali lipat.
            Bani Israil kemudian membeli dan menyembelihnya. Setelah itu, mereka kembali kepada lelaki tua yang terbunuh itu, lalu memukulnya dengan potongan anggota tubuh sapi betina yang telah mereka sembalih tersebut. Lelaki tua itu kembali hidup atas seizin Allah dengan urat leher mengucurkan darah.
            Ketika ia ditanya tentang siapa yang telah membunuhnya, ia menjawab bahwa yang membunuhnya adalah keponakannya. Ia telah membunuhnya, karena ingin mendapatkan harta yang banyak. Ia kemudian meninggal lagi seperti semula. Akhirnya mereka menangkap keponakan tersebut, dan mengqishashnya (membalasnya dengan cara dibunuh).

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah Ini
Demikianlah kisah kebodohan Bani Israil yang malas dalam menjalankan perintah Allah. Mereka melontarkan banyak pertanyaan, berharap mendapat kemudahan. Akan tetapi justru mereka semakin kesulitan dalam menjalankan perintah tersebut.
            Di sisi lain dari kisah ini terselip kisah indah anak shalih yang sangat berbakti kepada orang tuanya, yakni ibunya. Karena baktinya kepada ibunya, akhirnya Allah karuniakan kehidupan yang menyenangkan. Di dunia Allah limpahkan kekayaan, sementara di akhirat Allah masukkan ia ke dalam jannah-Nya.
            Oleh karena itu, perhatikanlah nasihat berikut agar hidup kalian bahagia:
  1. Kerjakanlah perintah llah apa adanya, tanpa banyak tanya, karena pertanyaan tersebut bisa jadi akan mempersulit diri kalian sendiri.
  2. Berbaktilah kepada kedua orang tua kalian, niscaya kalian akan bahagia.
  3. Allah itu Maha Kuasa, jika sudah berkehendak, maka akan terjadi. Contohnya menghidupkan kembali orang yang sudah mati.


Dikutip dari :
Kisah-kisah pilihan dalam Al-Quran
Penulis : Ummu Hanan Dzakariya
Penerbit: Media sholih bacaan anak islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar