1. Pengertian Sistem Perekonomian Kapital
(Liberalisme)
Sistem
perekonomian kapital (liberalisme) adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk menentukan dan mengatur kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan seperti memproduksi
barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya sesuai dengan
kemampuannya.
Sistem
perekonomian kapital (liberalisme) adalah sistem perekonomian yang aset-aset
produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor
individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya dan memenangkan persaingan bebas,
2.
Ciri-ciri Sistem Perekonomian Kapitalis (Liberalisme)
Ciri-ciri
dari sistem perekonomian kapital (liberalisme) antara lain :
a.
Masyarakat bebas memiliki
sumber-sumber produksi.
b.
Pemerintah tidak ikut
campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
c.
Masyarakat terbagi
menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan
masyarakat pekerja (buruh).
d.
Timbul persaingan dalam
masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
e.
Kegiatan selalu
mempertimbangkan keadaan pasar.
f.
Distribusi pendapatan cenderung tidak adil.
g.
Pasar merupakan dasar setiap
tindakan ekonom.
h.
Biasanya barang-barang
produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
3.
Keuntungan Sistem Perekonomian Kapital (Liberalisme)
a.
Menumbuhkan inisiatif dan
kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi
menunggu perintah dari pemerintah.
b.
Setiap individu bebas
memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
c.
Adanya persaingan usaha
dan semangat yang mendorong kemajuan dari masyarakat.
d.
Menghasilkan
barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar
masyarakat.
e.
Efisiensi dan efektifitas
tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
4. Kelemahan
Sistem Perekonomian Kapital (Liberalisme)
Sistem perekonomian kapitalis (liberalisme)
selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara lain :
a.
Terjadinya persaingan
monopolistik.
b.
Kurang adanya pemerataan
pendapatan.
c.
Stabilitas ekonomi kurang
terjalin
d.
Banyak terjadinya gejolak
dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
e.
Adanya jurang pemisah
antara si kaya dan si miskin.
5.
Sejarah dan Perkembangan
Sistem
ekonomi liberal kapitalis lebih bersifat memberikan kebabasan kepada
individu/swasta dalam menguasai sumber daya yang bermuara pada kepentingan
masing-masing individu untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya.
Hal tersebut tidak terlepas dari berkembangnya paham individualisme dan
rasionalisme pada zaman kelahiran kembali kebudayaan Eropa (renaisance) pada
sekitar abad pertengahan (abad ke-XVI). Yang dimaksud dengan kelahiran kembali
kebudayaan Eropa adalah pertemuan kembali dengan filsafat Yunani yang dianggap
sebagai sumber ilmu pengetahuan modern setelah berlangsungnya Perang Salib pada
abad XII – XV. Cepat diterimanya kebudayaan Yunani oleh ilmuwan Eropa tidak
terlepas dari suasana masa itu, dimana Gereja mempunyai kekuasaan yang dominan
sehingga berhak memutuskan sesuatu itu benar atau salah. Hal tersebut mendorong
para ilmuwan untuk mencari alternatif diluar Gereja. Dalam hal ini filsafat
Yunani yang mengajarkan bahwa rasio merupakan otoritas tertinggi dalam
menentukan kebenaran, sangat cocok dengan kebutuhan ilmuwan Eropa waktu itu.
Pengaruh
gerakan reformasi terus bergulir, sehingga mendorong munculnya gerakan
pencerahan (enlightenment) yang
mencakup pembaruan ilmu pengetahuan, termasuk perbaikan ekonomi yang dimulai
sekitar abad XVII-XVIII. Salah satu hasilnya adalah masyarakat liberal
kapitalis.
Namun
gerakan pencerahan tersebut juga membawa dampak negatif. Munculnya semangat
liberal kapitalis membawa dampak negatif yang mencapai puncaknya pada abad
ke-XIX, antara lain eksploitasi buruh, dan penguasaan kekuatan ekonomi oleh
individu. Kondisi ini yang mendorong dilakukannya koreksi lanjutan terhadap
sistem politik dan ekonomi, misalnya pembagian kekuasaan, diberlakukannya
undang-undang anti monopoli, dan hak buruh untuk mendapatkan tunjangan dan
mendirikan serikat buruh.
a.
Sistem liberal kapitalis awal/klasik.
Sistem
ekonomi liberal kapitalis klasik berlangsung sekitar abad ke-XVII sampai
menjelang abad ke-XX, dimana individu/swasta mempunyai kebebasan penguasaan
sumber daya maupun pengusaan ekonomi dengan tanpa adanya campur tangan
pemerintah untuk mencapai kepentingan individu tersebut, sehingga mengakibatkan
munculnya berbagai ekses negatif diantaranya eksploitasi buruh dan penguasaan
kekuatan ekonomi. Untuk masa sekarang, sitem liberal kapitalis awal/klasik
telah ditinggalkan.
b.
Sistem liberal kapitalis modern.
Sistem
ekonomi liberal kapitalis modern adalah sistem ekonomi liberal kapitalis yang
telah disempurnakan. Beberapa unsur penyempurnaan yang paling mencolok adalah
diterimanya peran pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Pentingnya peranan
pemerintah dalam hal ini adalah sebagai pengawas jalannya perekonomian. Selain
itu, kebebasan individu juga dibatasi melalui pemberlakuan berbagai peraturan,
diantaranya undang-undang anti monopoli (Antitrust Law). Nasib pekerja juga
sudah mulai diperhatikan dengan diberlakukannya peraturan-peraturan yang
melindungi hak asasi buruh sebagai manusia. Serikat buruh juga diijinkan
berdiri dan memperjuangkan nasib para pekerja. Dalam sistem liberal kapilalis
modern tidak semua aset produktif boleh dimiliki individu terutama yang berkaitan
dengan kepentingan masyarakat banyak, pembatasannya dilakukan berdasarkan
undang-undang atau peraturan-peraturan. Untuk menghindari perbedaan kepemilikan
yang mencolok, maka diberlakukan pajak progresif misalnya pajak barang mewah.
6. Negara yang Menganut Sistem Perekonomian Kapital (Liberalisme)
Negara-negara yang
menganut sistem ekonomi liberal kapitalis modern antara lain:
a.
Di benua Amerika, antara
lain Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Kuba, Kolombia,
Ekuador, Kanada, Maksiko, Paraguay, Peru dan Venezuela.
b.
Di benua Eropa, sebagian
besar menganut sistem ini antara lain Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia,
Cekoslovakia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Polandia,
Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris.
c.
Di benua Asia, antara
lain India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand,
Turki, Malaysia, Singapura.
d.
Kepulauan Oceania, antara
lain Australia dan Selandia Baru.
e.
Di benua Afrika, sistem
ekonomi ini terbilang masih baru. Negara yang menganut antara lain Mesir,
Senegal, Afrika Selatan.
7.
Institusi-institusi dalam Perekonomian Kapital (Liberalisme)
Ada lima
institusi pokok yang membangun sitem ekonomi liberal kapitalis, yakni :
a.
Hak kepemilikan.
Sebagian
besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi liberal kapitalis adalah hak
kepemilikan swasta/individu (private/individual
property), sehingga individu dalam masyarakat liberal
kapitalis lebih terpacu untuk produktif.
b.
Keuntungan.
Keuntungan
(profit) selain
memuaskan nafsu untuk menimbun kekayaan produktif, juga merupakan bagian dari
ekspresi diri, karena itu keuntungan dipercaya dapat memotivasi manusia untuk
bekerja keras dan produktif.
c.
Konsumerisme.
Konsumerisme
sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah hidup yang mengajarkan
untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya selama hidup di dunia. Tetapi
dalam arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup yang sangat menekankan
pentingnya kualitas barang dan jasa yang digunakan. Sebab tujuan akhir dari
penggunaan barang dan jasa adalah meningkatkan nilai kegunaan (utilitas)
kehidupan. Sehingga masyarakat liberal kapitalis terkenal sebagai penghasil
barang dan jasa yang berkualitas.
d.
Kompetisi.
Melalui
kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang
mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan produsen maupun
konsumen, atau baik yang membutuhkan (demander) maupun
yang menawarkan (supplier).
e.
Harga.
Harga
merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin mahal berarti
barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen, gejala naiknya harga
merupakan sinyal untuk menambah produksi agar keuntungan meningkat.
Daftar Pustaka
Kirana, Candra, 2012. Strategi Khusus Menghadapi UN
SMA/MA Ekonomi: Viva Pakarindo.
Purwo, Minto, 2000. Pelajaran Ekonomi 1 SLTP:
Yudhistira.
Zambrud, 2010. Ekonomi SMA:
Putra Nugraha.
Situs-situs
yang pernah dikunjungi
pendidikanekonomiakuntansi.wordpress.com/2010/09/23/masalah-pokok-ekonomi/
www.slideshare.net/aceofbases4/macam-macam-sistem-ekonomi-di-dunia
http://mahasiswa-adm.blogspot.com/2012/11/sistem-ekonomi-kapitalismeliberalisme.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar