Nama : Vinnike Hermawanty
NPM : 29213869
Kelas : 1EB23
Aliran klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith muncul
pada masa revolusi industri yaitu akhir
abad ke 18 serta awal abad ke
19. Menurut aliran klasik, sistem ekonomi liberal yang banyak digunakan pada masa itu
disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah
penduduk. Pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk.
Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertembahan output atau
hasil.
Perkembangan ekonomi memerlukan adanya pembagian
kerja (spesialisasi) agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pasar harus seluas
mungkin (terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri) agar dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional
menarik perhatian. Sekali
pertumbuhan mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan
tingkat produktivitas tenaga kerja.
Menurut teori klasik
suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan:
1. Pertumbuhan jumlah penduduk, dan
1. Pertumbuhan jumlah penduduk, dan
2.
Peningkatan output (PNB).
Jumlah penduduk dianggap
faktor yang pasif. Pertumbuhan suatu negara lebih tergantung pada pertumbuhan
output (PNB). Pertumbuhan penduduk dapat dilihat dengan adanya
pertambahan hasil. Kaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan pertambahan hasil
dilihat dari tiga faktor, yaitu:
1. Adanya persediaan sumber daya
alam
2. Adanya jumlah penduduk
3. Persediaan barang modal
Faktor alam bersifat konstan. Saat tingkat produksi mencapai tingkat pendayagunaan alam, modal, dan tenaga kerja akan mencapai tingkat optimum (Full Employment), jumlah output tidak bisa ditingkatkan lagi karena sudah optimum, maka akibatnya tingkat upah akan tetap, karena upah tetap maka penduduk pun akan tetap. Jika kondisi Full Employment tersebut tercapai, maka ekonomi akan mengalami akan substemekonomi yang statis.
Sumber:
http://blogsiffahartas.blogspot.com/2011/05/teori-ekonomi-klasik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar