Rabu, 13 November 2013

Ilmu Budaya Dasar: Manusia dan Penderitaan

Makalah Ilmu Budaya Dasar
Manusia dan Penderitaan



Disusun Oleh: Kelompok 2
Ayu Faradilla (21213538)
Dewi Tiara Wati (22213303)
Fajar Widianto (23213172)
Fathia Auliannisa (23213288)
M. Prayogo Pambudi (26213065)
Vinnike Hermawanty (29213869)

Kelas 1EB23
Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Gunadarma 2013-2014


Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat izin-Nya kami masih diberikan kesehatan dan kemampuan untuk memberikan ide-ide ini ke dalam sebuah makalah dan dapat berbagi dengan para pembaca.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami hubungan manusia dengan penderitaan, yang kami sajikan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun dengan penuh rintangan, baik yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami menyadari kesempurnaan hanya milik Tuhan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini dan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.

Bekasi, 13 November 2013

                                                                                                                        Penyusun


Bab I
Pendahuluan
Penderitaan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Penderitaan pada kenyataannya sangatlah dekat dengan kehidupan manusia. Penderitaan sejatinya adalah sebuah pilihan, yakni pilihan untuk menjadikannya positif atau menjadikannya sebagai pengaruh yang negatif pada diri kita. Manusia yang tangguh akan selalu menjadikan penderitaan sebagai cambukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mereka berpikir tidak ingin mengalami penderitaan yang sama untuk yang kedua kali. Mereka menjadi mawas diri akibat penderitaan yang pernah dialaminya. Sedangkan bagi yang bermental lemah akan terus meratapi penderitaan yang dideritanya, tanpa usaha untuk mengubahnya.
Penderitaan adalah salah satu berkah dari Tuhan. Penderitaan merupakan ujian bagi orang-orang yang beriman dan merupakan hukuman bagi orang-orang yang sesat. Oleh karena itu setiap yang terjadi di dunia ini merupakan misteri illahi yang mempunyai tujuan tertentu. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha sedangkan Tuhan yang berkehendak. Kita tidak dapat mengubah takdir yang sudah digariskan di lauful mahfuzh.

Latar Belakang
Kita semua adalah manusia biasa yang kadang kala mengalami penderitaan. Penderitaan dalam hidup kami-lah yang mendorong kami membuat makalah ini, sebab hubungan manusia dan penderitaan sangatlah erat. Kami berharap pembaca dapat menggunakan penderitaan sebagai pengaruh positif dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial.

Tujuan Penulisan
Kami membuat makalah ini agar pembaca dapat memahami dan menghayati kenyataan-kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dengan berbagai macam penderitaan, pengaruh serta sebab yang ada.


Bab II
Pembahasan

A.   Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang artinya menahan atau menanggung. Penderitaan artinya merasakan sesuatu yang tidak diinginkan. Penderitaan itu dapat berupa penderitaan lahir, penderitaan batin, atau penderitaan lahir batin.
Tingkatan penderitaan berbeda-beda, ada yang ringan ada pula yang berat. Penderitaan yang berat contohnya adalah kematian, siksa kubur, dan siksa neraka. Penderitaan yang ringan contohnya kecelakaan dan kehilangan harta benda.
Suatu kejadian yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan oleh orang lain karena peranan individu menentukan apakah ia sanggup menerimanya atau tidak. Penderitaan dapat pula dijadikan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau langkah awal untuk mencapai kebahagiaan.
Penderitaan pasti akan dirasakan oleh semua orang karena itu sudah merupakan resiko hidup. Tuhan pasti memberikan kesenangan atau kebahagiaan pada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia telah diberikan peringatan. Hanya saja mampukah manusia menagkap atau tanggap terhadap tanda tersebut atau tidak.


B.   Pengertian Siksaan
Siksaan adalah keadaan yang tidak diinginkan oleh manusia. Siksaan merupakan hal yang menyakitkan. Siksaan dapat berupa siksaan badan/jasmani dan siksaan jiwa/rohani. Siksaan dapat menimbulkan penderitaan. Siksaan jasmani yang sering terjadi dalam kehidupan manusi sehari-hari adalah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan sebagainya. Siksaan jiwa yang terjadi akibat kurangnya ketakwaan kita kepada Allah SWT sehingga jiwa tidak terasa damai dan menjadi tersiksa.

C.   Siksaan yang Sifatnya Psikis

Siksaan yang sifatnya psikis ada tiga, yaitu:
1. Kebimbangan, yaitu keadaan dimana manusia ragu untuk mengambil suatu keputusan atau tindakan. Cara mengatasi kebimbangan adalah dengan memberanikan diri terhadap resiko yang ada, karena setiap keputusan atau tindakan pasti mengandung resiko.
2. Kesepian, yaitu keadaan dimana manusia merasa sepi dalam dirinya meskipun ia berada di tempat yang ramai. Kesepian dapat diatasi dengan cara mencari kawan untuk diajak berkomunikasi. Selain itu dapat pula diatasi dengan cara mengisi kesibukan sehingga kesepian tidak mendapat tempat dan waktu dalam diri seseorang.
3. Ketakutan, yaitu keadaan dimana manusia tidak berani terhadap sesuatu. Bila ketakutan itu dibesar-besarkan maka akan menjadi phobia. Pada umumnya manusia membiliki satu atu lebih phobia ringan seperti  takut pada kecoa, belalang, dan sebagainya. Ketakutan juga dapat muncul walaupun lingkungannya ramai, oleh karena itu ketakutan merupakan siksaan yang sifatnya psikis.

D.   Kekalutan mental
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi masalah yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.

E.    Gejala-Gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2. Nampak pada kejiwaannya rasa cemas, takut, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.

F.    Tahap-Tahap Gangguan Kejiwaan
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam kehidupan si penderita dalam jasmani ataupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga kejiwaan bila menghadapi persoalan justru cepat memecahkan masalahnya, sehingga tidak menekan perasaaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, namun melawan atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah mental dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

G.   Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental
Sebab-sebab kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan manghancurkan mentalnya.
2. Terjadinya konflik sosial budaya, akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya; orang pedesaan yang berat menyesuiakan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
3. Cara pematangan batin, yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

H.   Proses-Proses Kekalutan Mental
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorong ke arah :
1. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang posif.
2. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

I.       Sebab-Sebab Timbulnya Penderitaan
            Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita. Contohnya perampokan yang mengakibatkan sang korban kehilangan harta bendanya sedangkan sang perampok mendapat hukuman di penjara. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, tetapi manusia tidak menyadari hal ini, mungkin kesadaran itu timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita. Contohnya perbuatan manusia yang selalu membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan banjir yang akan menenggelamkan pemukiman warga.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Contohnya, kisah nyata dari seorang pemulung di Jakarta yang memiliki keinginan untuk naik haji. Ia menyisihkan Rp. 5000 / hari untuk tabungan hajinya. Ia juga menabungkan semua uang pemberian orang lain. Setelah 20 tahun ia menabungkan sebagian pendapatannya untuk biaya naik haji. Atas kesabaran dan kesungguhannya, ia dapat melangsungkan ibadah hajinya.


J.      Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.



Bab III
Penutup

Kesimpulan
Setiap manusia pasti pernah merasakan penderitaan, baik penderitaan jasmani ataupun rohani. Siksaan yang terjadi dapat menimbulkan penderitaan. Penderitaan adalah resiko hidup yang harus dijalani. Ada manusia yang dapat menjadikan penderitaan menjadi hal positif namun ada pula yang menjadikannya menjadi hal yang negatif yang justru merugikan. Semua itu tergantung pada pola pikir dan kebesaran jiwa masing-masing individu.

Saran
Hendaknya kita selalu berpikir positif bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya, dengan begitu penderitaan akan terasa mudah untuk dilalui. Hendak pula kita menjadikan penderitaan menjadi pelajaran yang berharga untuk menjadikan kita sebagai insan yang lebih baik lagi. Jangan sampai penderitaan yang kita alami menjadikan jiwa kita terganggu. Walaupun penderitaan yang kita alami terasa berat, yakinlah bahwa kita sanggup memikulnya.


            Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar