Makalah
Ilmu Budaya Dasar
Manusia
dan Penderitaan
Disusun
Oleh: Kelompok 2
Ayu
Faradilla (21213538)
Dewi
Tiara Wati (22213303)
Fajar
Widianto (23213172)
Fathia
Auliannisa (23213288)
M.
Prayogo Pambudi (26213065)
Vinnike
Hermawanty (29213869)
Kelas
1EB23
Fakultas
Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Universitas
Gunadarma 2013-2014
Kata
Pengantar
Puji
dan syukur kepada Allah SWT karena berkat izin-Nya kami masih diberikan
kesehatan dan kemampuan untuk memberikan ide-ide ini ke dalam sebuah makalah
dan dapat berbagi dengan para pembaca.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memahami hubungan manusia dengan penderitaan,
yang kami sajikan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun dengan penuh
rintangan, baik yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.
Kami
menyadari kesempurnaan hanya milik Tuhan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah ini dan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
Bekasi, 13 November 2013
Penyusun
Bab
I
Pendahuluan
Penderitaan
bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Penderitaan pada kenyataannya sangatlah
dekat dengan kehidupan manusia. Penderitaan sejatinya adalah sebuah pilihan,
yakni pilihan untuk menjadikannya positif atau menjadikannya sebagai pengaruh
yang negatif pada diri kita. Manusia yang tangguh akan selalu menjadikan
penderitaan sebagai cambukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mereka
berpikir tidak ingin mengalami penderitaan yang sama untuk yang kedua kali.
Mereka menjadi mawas diri akibat penderitaan yang pernah dialaminya. Sedangkan
bagi yang bermental lemah akan terus meratapi penderitaan yang dideritanya,
tanpa usaha untuk mengubahnya.
Penderitaan
adalah salah satu berkah dari Tuhan. Penderitaan merupakan ujian bagi
orang-orang yang beriman dan merupakan hukuman bagi orang-orang yang sesat. Oleh
karena itu setiap yang terjadi di dunia ini merupakan misteri illahi yang
mempunyai tujuan tertentu. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha sedangkan
Tuhan yang berkehendak. Kita tidak dapat mengubah takdir yang sudah digariskan
di lauful mahfuzh.
Latar Belakang
Kita
semua adalah manusia biasa yang kadang kala mengalami penderitaan. Penderitaan
dalam hidup kami-lah yang mendorong kami membuat makalah ini, sebab hubungan
manusia dan penderitaan sangatlah erat. Kami berharap pembaca dapat menggunakan
penderitaan sebagai pengaruh positif dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sosial.
Tujuan Penulisan
Kami
membuat makalah ini agar pembaca dapat memahami dan menghayati
kenyataan-kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dengan berbagai macam
penderitaan, pengaruh serta sebab yang ada.
Bab
II
Pembahasan
A.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang
artinya menahan atau menanggung. Penderitaan artinya merasakan sesuatu yang
tidak diinginkan. Penderitaan itu dapat berupa penderitaan lahir, penderitaan
batin, atau penderitaan lahir batin.
Tingkatan
penderitaan berbeda-beda, ada yang ringan ada pula yang berat. Penderitaan yang
berat contohnya adalah kematian, siksa kubur, dan siksa neraka. Penderitaan
yang ringan contohnya kecelakaan dan kehilangan harta benda.
Suatu kejadian
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan oleh
orang lain karena peranan individu menentukan apakah ia sanggup menerimanya
atau tidak. Penderitaan dapat pula dijadikan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau langkah awal untuk mencapai kebahagiaan.
Penderitaan
pasti akan dirasakan oleh semua orang karena itu sudah merupakan resiko hidup.
Tuhan pasti memberikan kesenangan atau kebahagiaan pada umatnya, tetapi juga
memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia
telah diberikan peringatan. Hanya saja mampukah manusia menagkap atau tanggap
terhadap tanda tersebut atau tidak.
B.
Pengertian Siksaan
Siksaan
adalah keadaan yang tidak diinginkan oleh manusia. Siksaan merupakan hal yang
menyakitkan. Siksaan dapat berupa siksaan badan/jasmani dan siksaan
jiwa/rohani. Siksaan dapat menimbulkan penderitaan. Siksaan jasmani yang sering
terjadi dalam kehidupan manusi sehari-hari adalah pembunuhan, perampokan,
pemerkosaan, dan sebagainya. Siksaan jiwa yang terjadi akibat kurangnya
ketakwaan kita kepada Allah SWT sehingga jiwa tidak terasa damai dan menjadi
tersiksa.
C.
Siksaan yang Sifatnya Psikis
Siksaan
yang sifatnya psikis ada tiga, yaitu:
1.
Kebimbangan, yaitu keadaan dimana manusia ragu untuk mengambil suatu keputusan
atau tindakan. Cara mengatasi kebimbangan adalah dengan memberanikan diri
terhadap resiko yang ada, karena setiap keputusan atau tindakan pasti
mengandung resiko.
2.
Kesepian, yaitu keadaan dimana manusia merasa sepi dalam dirinya meskipun ia
berada di tempat yang ramai. Kesepian dapat diatasi dengan cara mencari kawan
untuk diajak berkomunikasi. Selain itu dapat pula diatasi dengan cara mengisi
kesibukan sehingga kesepian tidak mendapat tempat dan waktu dalam diri
seseorang.
3.
Ketakutan, yaitu keadaan dimana manusia tidak berani terhadap sesuatu. Bila
ketakutan itu dibesar-besarkan maka akan menjadi phobia. Pada umumnya manusia
membiliki satu atu lebih phobia ringan seperti
takut pada kecoa, belalang, dan sebagainya. Ketakutan juga dapat muncul
walaupun lingkungannya ramai, oleh karena itu ketakutan merupakan siksaan yang
sifatnya psikis.
D.
Kekalutan mental
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi masalah yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah kurang wajar.
E. Gejala-Gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan
mental adalah:
1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas,
demam, nyeri pada lambung.
2. Nampak pada kejiwaannya rasa cemas, takut, patah hati, apatis,
cemburu, dan mudah marah.
F. Tahap-Tahap Gangguan Kejiwaan
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam kehidupan si penderita dalam
jasmani ataupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur
atau lari, sehingga kejiwaan bila menghadapi persoalan justru cepat memecahkan
masalahnya, sehingga tidak menekan perasaaannya. Jadi bukan melarikan diri dari
persoalan, namun melawan atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah mental dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.
G. Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental
Sebab-sebab kekalutan
mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
1.
Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan
manghancurkan mentalnya.
2.
Terjadinya konflik sosial budaya, akibat norma berbeda antara yang bersangkutan
dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri
lagi, misalnya; orang pedesaan yang berat menyesuiakan diri dengan kehidupan
kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda
dari masa jayanya dulu.
3.
Cara pematangan batin, yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial.
H. Proses-Proses
Kekalutan Mental
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang
mendorong ke arah :
1. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik
sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud
waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang posif.
2. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan,
sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak
tercapainya apa yang diinginkan.
I. Sebab-Sebab
Timbulnya Penderitaan
Apabila kita kelompokkan secara
sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat
diperinci sebagai berikut :
1.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut
nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang
menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan
buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita. Contohnya perampokan
yang mengakibatkan sang korban kehilangan harta bendanya sedangkan sang
perampok mendapat hukuman di penjara. Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, tetapi manusia tidak
menyadari hal ini, mungkin kesadaran itu timbul setelah musibah yang membuat
manusia menderita. Contohnya perbuatan manusia yang selalu membuang sampah
sembarangan dapat menyebabkan banjir yang akan menenggelamkan pemukiman warga.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi
akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus
penderitaan semacam ini dialami manusia. Contohnya, kisah nyata dari seorang
pemulung di Jakarta yang memiliki keinginan untuk naik haji. Ia menyisihkan Rp.
5000 / hari untuk tabungan hajinya. Ia juga menabungkan semua uang pemberian
orang lain. Setelah 20 tahun ia menabungkan sebagian pendapatannya untuk biaya
naik haji. Atas kesabaran dan kesungguhannya, ia dapat melangsungkan ibadah
hajinya.
J.
Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,
ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang
kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan
harus disingkirkan.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Setiap manusia pasti pernah merasakan penderitaan, baik
penderitaan jasmani ataupun rohani. Siksaan yang terjadi dapat menimbulkan
penderitaan. Penderitaan adalah resiko hidup yang harus dijalani. Ada manusia
yang dapat menjadikan penderitaan menjadi hal positif namun ada pula yang
menjadikannya menjadi hal yang negatif yang justru merugikan. Semua itu
tergantung pada pola pikir dan kebesaran jiwa masing-masing individu.
Saran
Hendaknya kita selalu berpikir positif bahwa setiap kejadian pasti
ada hikmahnya, dengan begitu penderitaan akan terasa mudah untuk dilalui.
Hendak pula kita menjadikan penderitaan menjadi pelajaran yang berharga untuk
menjadikan kita sebagai insan yang lebih baik lagi. Jangan sampai penderitaan
yang kita alami menjadikan jiwa kita terganggu. Walaupun penderitaan yang kita
alami terasa berat, yakinlah bahwa kita sanggup memikulnya.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar