1.Penganggaran Modal
Penganggaran modal (Capital
Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan
penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu
yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas
investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang
mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan
investasi akan berakhir).
Penganggaran modal meliputi seluruh
periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat
(benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian
dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.
Penganggaran modal dalam prakteknya
dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif
investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang
paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan
menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian ril ataupun kerugian karena
kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan
(opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan
menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada, sehingga dapat dipilih
investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang
diinvestasikan.
Manfaat Penganggaran Modal :
a. Untuk
mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat
jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak
terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih
terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat
besar.
d. Mencegah
terjadinya kesalahan dalam decision making.
2. Penggolongan
investasi aktiva tetap dan pemilihan alternatif
Tersedia berbagai car penggolongan investasi aktiva tetap. Yaitu:
Tersedia berbagai car penggolongan investasi aktiva tetap. Yaitu:
a. Investasi penggantian umum
Pada umumnya,
penggantian invesatasi penggantian umum adalah yang paling sederhana. Dalam hal
ini suatu aktiva yang sudah aus (wear-out) atau sudah usang (obsolete) harus
diganti dengan aktiva baru apabila produksi ingin tetap dilanjutkan.
b. Investasi penambahan kapasitas
Misalnya usulan
penamvahan jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi ini sering juga
bersifat investasi penggantian, contohnya mesin yang sudah tuadan tidak efisien
akan diganti dengan mesin baru yang lebih besar kapasitasnya dan lebih efisien.
c. Investasi penambahan jenis produk baru
Investasi ini
mempunyai tingkat kepastian yang besar karena menyangkut produk baru di samping
produk yang telah diproduksi.
d. Investasi lain-lain
Investasi yang
termasuk dalam golongan ini adalah usulan investasi yang tidak termasuk dalam
ketiga golongan di atas, misalnya investasi untuk pemasangan alat pemanas
(heater), alat pendingin (air conditioner), dan lain-lain.
3. Metode Penilaian Investasi
a. Nilai Sekarang Net (Net Present Value = NPV)
Merupakan selisih
antara nilai pasar proyek dan harga perolehannya (cost)
NPV =PV Cash Inflow –
Initial Cost
NPV = Nilai sekarang
dari arus kas masuk – biaya investasi
Berapa nilai yang
dihasilkan dari investasi tersebut?
Langkah pertama adalah
memperkirakan arus kas mendatang yang diharapkan.
Langkah kedua adalah
memperkirakan hasil (return) yang diinginkan dari proyek pada tingkat
resikonya.
Langkah ketiga adalah
menghitung nilai sekarang dari arus kas masuk dan dikurangi dengan nilai
investasi awal (harga perolehan).
b. Hasil Akuntansi Rerata (Average Accounting Return = ARR)
Terdapat banyak
defisini yang berbeda untuk Hasil Akuntansi Rerata. Salah satunya :
Laba Bersih Rerata /
Nilai Buku Rerata
Dengan catatan bahwa
nilai buku rerata tergantung dari bagaimana aset disusutkan.
Pada metode ini
dibutuhkan tarif pembanding yang dijadikan dasar (target cutoff rate).
Menurut metode ini ,
proyek akan diterima bila AAR lebih besar dari tarif yang ditentukan tersebut.
Kelebihan : mudah
menghitungnya, informasi yang diperlukan biasanya tersedia.
Kelemahan : bukan
merupakan tingkat hasil yang sebenarnya (nilai waktu dari uang diabaikan),
menggunakan tarif pembanding yang arbitrar (subjektif), didasarkan pada laba
bersih dan nilai buku akuntansi (bukan arus kas dan nilai pasar).
c. Metode Masa Pengembalian Investasi
Metode
ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karenanya dasar
yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba. Namun problem utamanya adalah
sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk
dipergunakan sebagai angka pembanding. Dalam prakteknya, yang dipergunakan
adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan yang sejenis.
Kelemahan
lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya
aliran kas setelah periode payback. Akhirnya kelemahan pertama diatasi oleh
metode Discounted Cash Flow. Misalnya proyek A dengan investasi 20 juta, dengan
usia ekonomis 6 tahun, memiliki aliran kas 6.5 juta per tahun. Proyek B dengan
investasi 20 juta juga, usia ekonomis 10 tahun, aliran kas 6 juta per tahun.
Tingkat bunga yang dianggap relevan adalah 10 %. Maka dalam waktu kurang 4
tahun, investasi A akan kembali, sedangkan B membutuhkan waktu lebih 4 tahun.
Namun secara total investasi B akan memberikan tambahan kas yang lebih banyak
(karena usia ekonomis yang lebih lama). Jadi dengan DCF ini hanya menyelesaikan
masalah diabaikannya niai waktu uang saja, tetapi belum dapat mengatasi masalah
diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Namun demikian cara ini tetap
populer digunakan, namun hanya sebagai pelengkap penilaian investasi saja,
terutama untuk perusahaan yang menghadapi problem likuiditas atau kelancaran
keuangan jangka pendek.
d. Metode profibality index
Metode
ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari
1, maka diannggap menguntungkan.
e. Metode internal rate of return
Dalam
metode IRR, dihitung tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
mendatang. Jika tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan
(yang dipersyaratkan), maka investasi diangap menguntungkan.
4.
Aliran Kas
Di dalam melakuan analisa
capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi
awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif
karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut,
setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya
adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi tersebut.
Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas
Perusahaan mengharapkan akan
menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu
investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan
(incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk
menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present
value.
Hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan
1. Sunk
Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh
oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
2. Opportunity
Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerima
suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3. Side Effect Dapat diklasifikan sebagai
erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru
menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya
4. Allocated
Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada
proyek.
5. Perencanaan
Keuangan
Mengapa peusahaan membutuhkan dana ?
Setiap
perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi, karena kegagalan dalam
membayar pemasok dapat membuat bangkrutnya usaha. Manajer harus dapat membedakan
dua jenis pengeluaran :
A. Pengeluaran jangka pendek (short
term)
Pengeluaran
yang muncul dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Pengeluaran jangka pendek
meliputi dana yang ditanamkan dalam persediaan (baik persediaan bahan baku,
barang dalam proses, maupun barang jadi), pengeluaran untuk pembayaran upah dan
gaji karyawan, serta biaya operasi lainnya.
B. Pengeluaran jangka panjang (long
term)
Sebagai
tambahan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi pengeluaran operasionlanya,
perusahaan juga membutuhkan dan auntuk membiayai pengeluaran aktiva tetap.
Pembiayaan Perusahaan
Untuk
memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek dan jangka panjang,
perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh kemampuan modal
awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilkan laba tetapi juga dana
dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan perusahaannya.
Sumber:
geocities.ws/akuntansi_fe.../MODUL6CAPITALBUDGETING.doc
http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=84710
http://ilmukalibrasi.blogspot.com/2008/12/metode-penilaian-investasi-kalibrasi_15.html
http://www.bangzabar.com/2009/07/fungsi-dan-tanggung-jawab-manajer.html
http://ikeriyanti.blogspot.com/2012/11/manajemen-keuangan-perusahaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar