Minggu, 26 Januari 2014

Manajemen keuangan perusahaan

Garis Besar

1.Penganggaran Modal
Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).
Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.
Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian ril ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan.

Manfaat Penganggaran Modal :
a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

 2. Penggolongan investasi aktiva tetap dan pemilihan alternatif
Tersedia berbagai car penggolongan investasi aktiva tetap. Yaitu:
a. Investasi penggantian umum
Pada umumnya, penggantian invesatasi penggantian umum adalah yang paling sederhana. Dalam hal ini suatu aktiva yang sudah aus (wear-out) atau sudah usang (obsolete) harus diganti dengan aktiva baru apabila produksi ingin tetap dilanjutkan. 

b. Investasi penambahan kapasitas
Misalnya usulan penamvahan jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi ini sering juga bersifat investasi penggantian, contohnya mesin yang sudah tuadan tidak efisien akan diganti dengan mesin baru yang lebih besar kapasitasnya dan lebih efisien. 

c. Investasi penambahan jenis produk baru
Investasi ini mempunyai tingkat kepastian yang besar karena menyangkut produk baru di samping produk yang telah diproduksi.

d. Investasi lain-lain
Investasi yang termasuk dalam golongan ini adalah usulan investasi yang tidak termasuk dalam ketiga golongan di atas, misalnya investasi untuk pemasangan alat pemanas (heater), alat pendingin (air conditioner), dan lain-lain.

3. Metode Penilaian Investasi
a. Nilai Sekarang Net (Net Present Value = NPV)
Merupakan selisih antara nilai pasar proyek dan harga perolehannya (cost)
NPV =PV Cash Inflow – Initial Cost
NPV = Nilai sekarang dari arus kas masuk – biaya investasi
Berapa nilai yang dihasilkan dari investasi tersebut?
Langkah pertama adalah memperkirakan arus kas mendatang yang diharapkan.
Langkah kedua adalah memperkirakan hasil (return) yang diinginkan dari proyek pada tingkat resikonya.
Langkah ketiga adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas masuk dan dikurangi dengan nilai investasi awal (harga perolehan).

b. Hasil Akuntansi Rerata (Average Accounting Return = ARR)
Terdapat banyak defisini yang berbeda untuk Hasil Akuntansi Rerata. Salah satunya :
Laba Bersih Rerata / Nilai Buku Rerata
Dengan catatan bahwa nilai buku rerata tergantung dari bagaimana aset disusutkan.
Pada metode ini dibutuhkan tarif pembanding yang dijadikan dasar (target cutoff rate).
Menurut metode ini , proyek akan diterima bila AAR lebih besar dari tarif yang ditentukan tersebut.
Kelebihan : mudah menghitungnya, informasi yang diperlukan biasanya tersedia.
Kelemahan : bukan merupakan tingkat hasil yang sebenarnya (nilai waktu dari uang diabaikan), menggunakan tarif pembanding yang arbitrar (subjektif), didasarkan pada laba bersih dan nilai buku akuntansi (bukan arus kas dan nilai pasar).

c. Metode Masa Pengembalian Investasi
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karenanya dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba. Namun problem utamanya adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Dalam prakteknya, yang dipergunakan adalah payback umumnya dari perusahaan-perusahaan yang sejenis.
Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Akhirnya kelemahan pertama diatasi oleh metode Discounted Cash Flow. Misalnya proyek A dengan investasi 20 juta, dengan usia ekonomis 6 tahun, memiliki aliran kas 6.5 juta per tahun. Proyek B dengan investasi 20 juta juga, usia ekonomis 10 tahun, aliran kas 6 juta per tahun. Tingkat bunga yang dianggap relevan adalah 10 %. Maka dalam waktu kurang 4 tahun, investasi A akan kembali, sedangkan B membutuhkan waktu lebih 4 tahun. Namun secara total investasi B akan memberikan tambahan kas yang lebih banyak (karena usia ekonomis yang lebih lama). Jadi dengan DCF ini hanya menyelesaikan masalah diabaikannya niai waktu uang saja, tetapi belum dapat mengatasi masalah diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Namun demikian cara ini tetap populer digunakan, namun hanya sebagai pelengkap penilaian investasi saja, terutama untuk perusahaan yang menghadapi problem likuiditas atau kelancaran keuangan jangka pendek.

d. Metode profibality index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1, maka diannggap menguntungkan.

e. Metode internal rate of return
Dalam metode IRR, dihitung tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang. Jika tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (yang dipersyaratkan), maka investasi diangap menguntungkan.


4. Aliran Kas
Di dalam melakuan analisa  capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi tersebut.

Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas
Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow).  Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

Hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan
1. Sunk Cost  Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
2. Opportunity Cost  Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3. Side Effect  Dapat diklasifikan sebagai  erosion atau  synergy.  Erosion terjadi ketika produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya  
4. Allocated Cost  Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.

5. Perencanaan Keuangan
Mengapa peusahaan membutuhkan dana ?
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi, karena kegagalan dalam membayar pemasok dapat membuat bangkrutnya usaha. Manajer harus dapat membedakan dua jenis pengeluaran :

A. Pengeluaran jangka pendek (short term)
Pengeluaran yang muncul dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Pengeluaran jangka pendek meliputi dana yang ditanamkan dalam persediaan (baik persediaan bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi), pengeluaran untuk pembayaran upah dan gaji karyawan, serta biaya operasi lainnya.

B. Pengeluaran jangka panjang (long term)
Sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi pengeluaran operasionlanya, perusahaan juga membutuhkan dan auntuk membiayai pengeluaran aktiva tetap.

Pembiayaan Perusahaan
Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek dan jangka panjang, perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilkan laba tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan perusahaannya.

Sumber:
geocities.ws/akuntansi_fe.../MODUL6CAPITALBUDGETING.doc
http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=84710
http://ilmukalibrasi.blogspot.com/2008/12/metode-penilaian-investasi-kalibrasi_15.html http://www.bangzabar.com/2009/07/fungsi-dan-tanggung-jawab-manajer.html
http://ikeriyanti.blogspot.com/2012/11/manajemen-keuangan-perusahaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar