Bagian dari nikmat besar adalah banyaknya jalan kebaikan,
dan beraneka-ragamnya cara menuju kebajikan. Maka tidak ada pembenaran -dalam kondisi
seperti ini- untuk mengurangi amal-amal kebaikan.
Jika semangat bekerja sama menyebarluaskan diantara individu
umat dalam berbagai bidang, hal ini memungkinkan untuk pemanfaatan setiap
pribadi sekecil apapun potensinya, memanfaatkan setiap kesempatan dan sarana
selama ia sejalan dengan konsekuensi syara’.
Namun apabila
masing-masing kita mempersempit pintu kebaikan, dan menganggap bahwa ia adalah
satu-satunya jalan menuju kebangkitan umat, dan menahan tangannya untuk bekerja
sama dengan yang lain yang sudah lebih dahulu membuka banyak pintu kebaikan
maka kita sebenarnya menghalangi kebaikan yang banyak, dan justru akan
membukakan pintu keburukan bagi kita.
Allah Ta’ala mengutus
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan Al-Qur’an dan al-Hikmah dan
menjadikannya rahmat bagi seluruh hamba dan petunjuk bagi mereka. Beliau memerintahkan
setiap manusia dengan apa yang terbaik bagi dirinya, kewajiban bagi setiap
muslim untuk menjadi penasehat bagi kaum muslimin, setiap manusia menuju apa
yang terbaik baginya.
Dengan ini, maka menjadi
jelas bagimu bahwa diantara orang ada yang ibadahnya dengan ilmu lebih utama
baginya, dan sebagian yang lain ibadahnya dengan jihad lebih utama baginya,
sebagiannya lagi ibadahnya dengan ibadah fisik seperti shalat dan puasa lebih
baik baginya.
Sementara yang paling
utama secara mutlak adalah apa yang paling mirip dengan keadaab Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam secara zhahir dan bathin. Karena sebaik-baiknya
pembicaraan adalah Kalamullah (Al-Qur’an) dan sebaik-baik bimbingan adalah
bimbingan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan Allah Ta’ala Yang
Maha Mengetahui.
Ada yang begitu menikmati
ilmu, penelitian dan penulisan, sementara oranglain mengajarkan banyak orang
melalui kajian-kajian, ada lagi yang menguatkan semangat jihad, sementara yang
lain menebarkan amar makruf nahi munkar, sebagian lagi memberi perhatian pada
para janda dan anak-anak yatim dan bekerja-sama dengan lembaga-lembaga donor
yang berkompeten. Sebagian lagi memperhatikan para remaja dan pemuda lewat
pendidikan dan pengajaran. Ada lagi yang mengajarkan Al-Qur’an kepada
masyarakat, menyerukan penghafalannya. Ada yang menangani masalah kewanitaan,
ada juga yang memperhatikan pemakmuran masjid dan edukasi para donatur terhadap
proyeknya. Ada yang intensif menyelenggarakan kajian, orasi dan seminar ilmiah
dan memberikan fasilitas kepada para ulama. Ada lagi yang berkonsentrasi pada
buruh migran yang datang ke wilayah muslim untuk mengajarkan agama kepada
mereka apabila beragama Islam dan mengajak mereka memeluk Islam apabila ia
non-muslim. Sebagian lagi memiliki sarana internet dimana ia dapat
menyebarluaskan kebenaran dan menutup keburukan terhadap kaum muslimin. Ada orang
yang membuka perluasan Islam hingga ia menyebarkan kebaikan dengan sarananya
yang beraneka ragam. Sebagian lagi memberi perhatian terhadap kaum muslimin
yang berada di penjuru dunia dengan mengajarkan mereka, menjelaskan
permasalahan mereka dan berupaya melepaskan kezhaliman yang menimpa mereka. Ada
juga yang menjadi mediator perdamaian di antara umat manusia, ada yang bekerja
pada pengurusan jenazah, ada yang terus-menerus dengan ibadah, dzikir, membaca
Al-Qur’an, memakmurkan masjid. Ada orang yang berkesempatan memperbanyak puasa
(sunnah), memperbanyak shalat (sunnah), ada yang gemar bershadaqah, dan ada
orang-orang istimewa yang mampu menggabungkan sekian banyak kebaikan, dan
seterusnya.
Dengan pandangan yang
menyeluruh ini engkau mengambil Islam dari segala aspeknya dan memompa semangat
yang dibutuhkan oleh siapa saja yang melaksanakannya. Kita dapat memanfaatkan
setiap kesempatan, segala potensi dan kita mampu dari semua itu untuk
menebarkan semangat beramal untuk Islam dan mengenyahkan kemalasan dan pengangguran.
Dengan ini semua,
berkuranglah sikap saling cela dan meningkatlah produktivitas amal, terjaganya
potensi, minimnya perbedaan, kita terbebas dari berbagai isu dan akhirnya kita
dapat bangkit bersama umat kita menuju tempat tinggal.
Dikutip dari : Mengasah Kepekaan
Penulis :
Muhammaad bin Ibrahim Al-Hamd
Penerbit : Darussunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar