Jumat, 14 Juli 2017

Semangat Kerjasama dalam Islam

Bagian dari nikmat besar adalah banyaknya jalan kebaikan, dan beraneka-ragamnya cara menuju kebajikan. Maka tidak ada pembenaran -dalam kondisi seperti ini- untuk mengurangi amal-amal kebaikan.
Jika semangat bekerja sama menyebarluaskan diantara individu umat dalam berbagai bidang, hal ini memungkinkan untuk pemanfaatan setiap pribadi sekecil apapun potensinya, memanfaatkan setiap kesempatan dan sarana selama ia sejalan dengan konsekuensi syara’.
            Namun apabila masing-masing kita mempersempit pintu kebaikan, dan menganggap bahwa ia adalah satu-satunya jalan menuju kebangkitan umat, dan menahan tangannya untuk bekerja sama dengan yang lain yang sudah lebih dahulu membuka banyak pintu kebaikan maka kita sebenarnya menghalangi kebaikan yang banyak, dan justru akan membukakan pintu keburukan bagi kita.
            Allah Ta’ala mengutus Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan Al-Qur’an dan al-Hikmah dan menjadikannya rahmat bagi seluruh hamba dan petunjuk bagi mereka. Beliau memerintahkan setiap manusia dengan apa yang terbaik bagi dirinya, kewajiban bagi setiap muslim untuk menjadi penasehat bagi kaum muslimin, setiap manusia menuju apa yang terbaik baginya.
            Dengan ini, maka menjadi jelas bagimu bahwa diantara orang ada yang ibadahnya dengan ilmu lebih utama baginya, dan sebagian yang lain ibadahnya dengan jihad lebih utama baginya, sebagiannya lagi ibadahnya dengan ibadah fisik seperti shalat dan puasa lebih baik baginya.
            Sementara yang paling utama secara mutlak adalah apa yang paling mirip dengan keadaab Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam secara zhahir dan bathin. Karena sebaik-baiknya pembicaraan adalah Kalamullah (Al-Qur’an) dan sebaik-baik bimbingan adalah bimbingan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui.
            Ada yang begitu menikmati ilmu, penelitian dan penulisan, sementara oranglain mengajarkan banyak orang melalui kajian-kajian, ada lagi yang menguatkan semangat jihad, sementara yang lain menebarkan amar makruf nahi munkar, sebagian lagi memberi perhatian pada para janda dan anak-anak yatim dan bekerja-sama dengan lembaga-lembaga donor yang berkompeten. Sebagian lagi memperhatikan para remaja dan pemuda lewat pendidikan dan pengajaran. Ada lagi yang mengajarkan Al-Qur’an kepada masyarakat, menyerukan penghafalannya. Ada yang menangani masalah kewanitaan, ada juga yang memperhatikan pemakmuran masjid dan edukasi para donatur terhadap proyeknya. Ada yang intensif menyelenggarakan kajian, orasi dan seminar ilmiah dan memberikan fasilitas kepada para ulama. Ada lagi yang berkonsentrasi pada buruh migran yang datang ke wilayah muslim untuk mengajarkan agama kepada mereka apabila beragama Islam dan mengajak mereka memeluk Islam apabila ia non-muslim. Sebagian lagi memiliki sarana internet dimana ia dapat menyebarluaskan kebenaran dan menutup keburukan terhadap kaum muslimin. Ada orang yang membuka perluasan Islam hingga ia menyebarkan kebaikan dengan sarananya yang beraneka ragam. Sebagian lagi memberi perhatian terhadap kaum muslimin yang berada di penjuru dunia dengan mengajarkan mereka, menjelaskan permasalahan mereka dan berupaya melepaskan kezhaliman yang menimpa mereka. Ada juga yang menjadi mediator perdamaian di antara umat manusia, ada yang bekerja pada pengurusan jenazah, ada yang terus-menerus dengan ibadah, dzikir, membaca Al-Qur’an, memakmurkan masjid. Ada orang yang berkesempatan memperbanyak puasa (sunnah), memperbanyak shalat (sunnah), ada yang gemar bershadaqah, dan ada orang-orang istimewa yang mampu menggabungkan sekian banyak kebaikan, dan seterusnya.
            Dengan pandangan yang menyeluruh ini engkau mengambil Islam dari segala aspeknya dan memompa semangat yang dibutuhkan oleh siapa saja yang melaksanakannya. Kita dapat memanfaatkan setiap kesempatan, segala potensi dan kita mampu dari semua itu untuk menebarkan semangat beramal untuk Islam dan mengenyahkan kemalasan dan pengangguran.
            Dengan ini semua, berkuranglah sikap saling cela dan meningkatlah produktivitas amal, terjaganya potensi, minimnya perbedaan, kita terbebas dari berbagai isu dan akhirnya kita dapat bangkit bersama umat kita menuju tempat tinggal.

Dikutip dari     : Mengasah Kepekaan
Penulis             : Muhammaad bin Ibrahim Al-Hamd
Penerbit           : Darussunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar