Pada hari itu, sudah 4 hari aku terlambat haid. Siklus haidku teratur, sehingga ketika terlambat 4 hari aku sangat yakin bahwa aku sedang mengandung. Aku sampaikan hal ini kepada suami, kemudian setelah shalat subuh kami ke apotek untuk membeli testpack. Sesampainya kami di rumah, langsung aku gunakan berhubung sejak bangun tidur aku belum buang air kecil. Betapa harunya ketika melihat garis dua yang sangat jelas pada testpack. Suamiku langsung sujud syukur mengetahuinya. Namun kami masih menyembunyikan hal ini dari orang lain, dan memutuskan menunggu sampai besok untuk di test ulang supaya hasilnya lebih akurat. Keesokan harinya aku melakukan test yang sama dengan jenis testpack yang berbeda. Alhamdulillah hasilnya pun sama, yaitu positif hamil.
Kami segera infokan kabar gembira ini kepada kedua orang tua kami, mereka pun sangat bahagia mendengarnya. Mereka bersyukur serta mendoakanku dan kandunganku.
Kami mencari info tentang kehamilan melalui YouTube dengan pemateri dokter spesialis kandungan. Alhamdulillah di era digital ini ilmu bertebaran secara gratis, dan akan didapatkan bagi yang berusaha mencarinya. Kami menyiapkan list pertanyaan untuk diajukan ketika kontrol pertama nanti.
Kami juga bertanya-tanya apa yang harus kami lakukan kepada mereka yang sudah melahirkan, kepada kakak iparku yang berprofesi sebagai bidan, dan membaca artikel pada website-website terpercaya. Kami mendapatkan info dokter kandungan perempuan, islam, dan berpengalaman dari sahabat suamiku. Segera kami mencari tahu profilnya melalui internet, dan kami mendapatkan review positif tentangnya. Kami juga menyimak video penjelasannya tentang kehamilan dan memang beliau sangat mumpuni. Akhirnya kami putuskan untuk memilihnya sebagai dokter kandungan kami.
Kami datang ke RS Hermina Bekasi untuk kontrol dan memastikan kehamilan kami. Pada Poliklinik Eksekutif, tanpa menunggu lama, kami langsung dipanggil untuk diperiksa. Karena kehamilanku masih muda, aku diperiksa melalui USG Transvaginal. Rasa syukur semakin memenuhi hatiku begitu melihat ada embrio dalam rahimku. Allah mempercayakanku untuk mengandung :”) Ketika itu, usia kehamilanku memasuki 5 minggu. Karena usianya masih sangat muda, belum ada denyut jantung pada janinku. Dokter menyarankan untuk kembali 2 minggu kemudian untuk lebih pasti dan jika ingin melihatnya.
Suatu anugerah dari Allah aku tidak merasakan mual atau muntah, bahkan akhir-akhir ini aku merasa lebih sehat dan lebih bugar daripada bulan-bulan sebelumnya. Hanya saja terkadang aku merasa pusing seperti memakai masker berlapis-lapis. Apalagi di tengah pandemi ini yang memang mewajibkan kita untuk selalu memakai masker.
Aku sangat antusias dengan kehamilanku. Aku benar-benar menjaganya dengan maksimal. Saat pandemi ini, peraturan di kantorku, untuk ibu hamil dan menyusui mendapatkan full Work From Home. Namun itu semua tergantung dari atasan masing-masing. Jika atasan tidak mengizinkan, maka akan tetap dapat jatah Work From Office atau tetap masuk kerja di kantor. Alhamdulillah atasanku mengizinkanku untuk full WFH dengan syarat tetap harus dapat dihubungi. Sehingga aku dapat menjaga fisikku agar tidak terlalu lelah.
Aku juga menjaga asupan nutrisi, makan bergizi 3x sehari, memakan buah-buahan, susu hamil (Prenagen), asam folat (Folda) dan penguat kandungan (Microgest) 2x sehari dari dokter, serta suplemen kesehatan. Aku tidak bergadang, tidak minum kopi. Aku selalu berdoa agar anakku menjadi anak yang shalih. Sambil mengandung, aku sambil belajar bagaimana mendidik anak sewaktu dalam kandungan.
Ya Allah karuniakanlah kami anak yang shalih yang mampu menjadi pemimpin kebaikan dan menjadi petunjuk pada jalan kebenaran untuk orang lain. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin…
Bersambung….
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
BalasHapus