Setelah dinyatakan
kematian mudigah atau kematian janin, kami ke rumah sakit lain (RS Hermina
Galaxy) untuk memeriksakan kandungan kami kembali. Pada kunjungan pertama,
tidak ada praktek dokter perempuan saat kami kesana. Pada kunjungan kedua, dokter pilihan kami,
dr. Dwi Rasyanti, Sp.OG tiba-tiba tidak praktek karena tidak enak badan. Pada
hari itu ada penggantinya namun dokternya laki-laki. Walaupun telah menunggu
lama, kami memutuskan untuk tidak jadi periksa hari itu dan akan kembali di
lain waktu. Rasa lelah mulai datang karena jarak RS yang cukup jauh dari rumah
kami. Namun aku berusaha positive thinking,
aku anggap Allah masih memberiku waktu untuk berdoa.
Walaupun
jauh, kami tetap datang di hari selanjutnya berhubung kami mencari dokter perempuan
dan islam. Akhirnya kami berhasil bertemu dengan dr. Dwi pada kunjungan ketiga.
Hasil pemeriksaan pun tetap sama bahwa janinku tidak berkembang. Aku tidak mengalami
pendarahan atau flek. Dr. Dwi menyarankan untuk menunggu sampai pendarahan agar
memudahkan ke proses selanjutnya. Jika pendarahan terjadi, langsung datang
kembali. Jika seminggu belum pendarahan, tetap kembali.
Seminggu telah berlalu dan aku tak kunjung pendarahan. Kemudian dilakukan USG Transvaginal kembali dan hasilnya tetap sama, tidak ditemukan denyut jantung padahal saat itu usianya sudah 10 minggu. Akhirnya dr. Dwi memutuskan aku untuk dirawat. Sebelum melakukan kuretase, aku harus cek darah, rontgen, dan swab test terlebih dahulu. Dua hari kemudian, setelah semuanya selesai, aku persiapan kuret.
Aku
ditempatkan di ruang bersalin. Karena ini kehamilan pertamaku, tidak langsung
dikuret melainkan aku harus minum obat 2 butir dan obat intravaginal 2 butir.
3 jam setelah mengkonsumsi obat, aku langsung pendarahan. Rasa sakitnya luar
biasa. Aku merasa tidak punya kekuatan untuk menahan rasa sakit tersebut. Aku
bisa melaluinya karena aku memohon kekuatan pada Allah. Laahaula walla quwwata
illa billah. Kalau bukan karena pertolongan Allah, aku tidak akan sanggup menahannya.
Setelah mengkonsumsi obat, aku puasa 6 jam. Lalu setelah 6 jam, dikontrol kembali apakah sudah pembukaan atau belum. Cara mengontrolnya adalah dengan cara “periksa dalam”. Jika belum pembukaan, aku harus minum obat, intravaginal, dan puasa kembali. Karena aku tak kunjung pembukaan, proses “periksa dalam”, dimasukkan obat, dan puasa tersebut berulang-ulang sampai 6x namun masih belum ada pembukaan juga. Kami menanti “jaringan” keluar, namun sampai 2 hari belum keluar juga. Setiap melihat perawat, langsung terbayang sakitnya saat di”periksa dalam”, saat dimasukkan obat dari vagina. Pembukaanku hanya seujung jari. Namun rasa sakit semakin menjadi-jadi. Akhirnya tibalah waktu kuret.
Sewaktu dikuret, aku dibius total sehingga tidak merasakan sakit sama sekali. Setelah dikuret pun aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Namun masih ada pendarahan. Aku diistirahatkan sampai sadar total, lalu aku makan. Aku diberikan 3 jenis obat yaitu antibiotik, obat jika pendarahan, dan obat jika terasa sakit.
Pendarahan
yang terjadi dibawah keguguran 4 bulan belum tergolong nifas sehingga masih wajib
menjalankan shalat. Darah tersebut adalah istihadhoh.
Lega
karena telah melalui ujian ini, selamat jalan anakku… Terima kasih suamiku yang
selalu setia menemaniku, menggunakan berhari-hari jatah cutinya untuk
mendampingi aku rawat jalan dan rawat inap sampai aku pulih..
Aku
yakin ada banyak hikmah dalam ujian ini.
Aku
yakin pada janji Allah untuk orang yang bersabar, yaitu mendapatkan pahala
tanpa batas. Semoga dengan ini, aku dan suami tergolong sebagai orang yang sabar
dan mendapatkan keutamaan tersebut.
Semoga
Allah meluruskan niatku untuk menuliskan tulisan ini
-Agar dapat
diambil hikmahnya, untuk tidak terlalu bersedih karena kehilangan apa yang kita
miliki.
-Agar
yakin bahwa semua hanya titipan Allah dan akan kembali pada Allah.
-Agar yakin
bahwa setiap orang memiliki ujian, dan Allah lah tempat kita bergantung.
-Agar selalu
meminta pertolongan dan kekuatan pada Allah.
-Agar bersabar dan senantiasa berpegang teguh
pada prinsip, salah satunya menjaga aurat agar tidak dilihat lelaki yang bukan
mahram.
-dll.
Semoga Allah memberi kami ganti yang lebih baik, semoga kami lekas diberikan keturunan kembali yang sehat, shalih dan mampu menshalihkan umat.. aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar