Kamis, 14 Januari 2021

Kematian Mudigah / Kematian Janin

Dua pekan setelah kontrol pertama, kami kembali ke dokter kandungan untuk memeriksa perkembangan kandunganku.

Saat ini usia kehamilanku 7 minggu sehingga seharusnya sudah bisa menggunakan USG dari perut. Ketika dokter memeriksa, janinku belum terlihat sehingga diperiksa menggunakan alat lain yaitu USG Transvaginal. Betapa terkejutnya ketika dr. Rikka menjelaskan bahwa janinku tidak ada detak jantungnya.

Foto atas 5 minggu, foto bawah 7 minggu


Ku coba menahan tangis dan memastikan semua akan baik-baik saja. Aku bertanya, mungkinkah beberapa minggu ke depan ketika di cek ulang akan ada detak jantungnya? Dr. Rikka mengatakan, hal ini ibaratnya sama dengan seseorang yang sudah mati, tidak bisa hidup kembali. Hatiku sangat hancur mendengarnya…

Aku bertanya apakah faktor penyebabnya? Aku merasa sudah menjaga kandunganku dengan baik. Dr. Rikka menjelaskan 80% karena kelainan kromosom, karena pembuahan yang spontan. Namun tidak akan ada pengaruhnya kepada kehamilan selanjutnya karena sperma dan sel telur yang dibuahi akan berbeda.

 

Lalu bagaimana kelanjutan kandunganku? Kandunganku sudah tidak dapat dilanjutkan, dan sebaiknya dilakukan kuret untuk mengeluarkan janinnya. Lebih cepat lebih baik, namun aku masih belum siap untuk itu. Aku ingin opsi lain memeriksa ke dokter lain, barangkali hasilnya berbeda. Allah Maha Menghidupkan. Namun jika dilihat dari ukuran pun, seharusnya sudah 1,5cm sedangkan janinku masih 0,9cm. Artinya pernah ada perkembangan disana lalu kemudian mati beberapa hari terakhir ini. Aku hanya berharap yang terbaik dari Allah, sesungguhnya aku menginginkan anak yang shalih. Allah Maha Mengetahui yang terbaik. Aku memohon Allah memudahkanku dari ujian ini. Rasanya campur aduk, sedih karena kehilangan anakku, sedih karena harus dikuret.

 

Suamiku menenangkanku “gapapa, belum rezeki”, ucapnya.

Sepulangnya dari dokter, kami berkunjung ke rumah orang tuaku untuk menyampaikan kabar ini. Orang tuaku kaget, kemudian intropeksi apakah ini karena dosa kita, adakah kewajiban yang belum kita jalankan, dll….

Kemudian kepada mertuaku, mereka pun merasakan kesedihanku dan menasehatiku untuk sabar dan mengikuti saran dokter.

 

Ya Allah berikanlah kami kekuatan untuk melalui ujian ini…

Laahaula walaa quwwata illa billah….


Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar